Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

KPU Bersikeras, Ketua Memutuskan Mundur

Selasa (9/2) Ahmad Mudakir memberikan penjelasan mengenai pengunduran dirinya sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2015/2016 . Terdapat tiga hal yang menjadi alasan pengunduran dirinya, yakni tidak adanya independensi anggota KPU, p elanggaran Surat Keterangan (SK) Rektor, dan p engabaian Nota Dinas dari pihak Rektorat oleh KPU. “Saya meyakinkan hati saya untuk keluar dari KPU pada 28 Januari 2016, pada saat sidang seleksi administratif,” ungkap mahasiswa FMIPA ini. Protes yang dilayangkan dari berbagai oknum terkait persyaratan OPM (Organisasi Pemerintahan Mahasiswa ) yang dibuat oleh KPU, membuat sang Ketua dipanggil oleh pihak Rektorat. Nota Dinas yang diberikan oleh pihak Rektorat tersebut berisi tentang i n struksi agar KPU mengembalikan aturan persyaratan OPM sesuai dengan SK Rektor Tahun 2012. Mudakir juga menjelaskan kepada forum (KPU,red), namun mayoritas memutuskan untuk tetap menggunakan persyaratan OPM yang dibuat oleh KPU pada sidang sebelumya. Mudakir a khirnya k

Sajak Untuk Agen Perubahan

 * Wika Nurma Agen perubahan Status yang dulu kau sandang Akankah tetap bersemayam Ataukah pudar ditelan zaman Dulu Kau gulingkan kursi tirani dari tahtanya selama ini Jas berlumur darah menjadi saksi dari peristiwa reformasi Kini Kau bungkam suara terhadap realita Mengasingkan diri dalam gemerlapnya dunia Starbucks menjadi arena berargumentasi untuk membahas fashion terkini Senayan City tempat mencari inspirasi Ketika hedonisme menghampiri Permen kecil peningkat euforia menjadi teman bercanda di saat depresi melanda Tahukah kau? Teriakan klakson dan deru mesin meraung Menjadi irama klasik di negeri ini Jeritan kelaparan anak jalanan Menggema di setiap sudut ruangan Tua-muda berkeliaran tak karuan Menantang ketidakpastian hidup yang mereka perjuangkan Cukong-cukong tertawa bahagia Menikmati alam Indonesia Petani kecil menangis meringis Melihat ladangnya habis Kau yang dulu dielu-elukan Kini hanya menjadi bahan o

Media dan Kebebasan Berekspresi

*Irsyadul Halim   Kebebasan adalah hak semua manusia, dimana setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang diinginkannya. Naluri manusia yang suka menuntut membuat kebebasan kian diperjuangkan. Hampir di semua negara mengakui dan melindungi kebebasan setiap individu masyarakatnya, termasuk Indonesia, negara yang menganut prinsip demokrasi, negara yang mengakui kebebasan berbicara, berpendapat, dan berekspresi yang didukung dengan adanya Undang-Undang (UU) RI Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, serta secara khusus Indonesia mengakui kebebasan berekspresi dalam pasal 28E ayat (3) UUD 1945 amandemen keempat. Di mata dunia pun didukung dengan adanya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). Pada abad 21 ini, semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memudahkan manusia dalam menjalankan beberapa aktifitas, kebebasan seperti mendapat ruang lebih. Dengan mudah semua manusia mulai usia remaja hingga orang tua berselancar ria untuk meng

Kepada Ayah Cerita Galata

Oleh Mai Aysel *Firda Febriana Di hadapan Galata yang pilu, banyak wajah bersemayam duka, suara-suara riuh, kaki-kaki penuh peluh darah menopang tubuh tak gentar memindahkan kapal menyusuri bibir bukit lalu melabuhkannya ke lautan. Bahkan lautan sempat berkata, bahwa ini adalah perjalanan antara batas impian dan kenyataan, perjalanan orang-orang terbaik. *                                   Ia kembali terhenyak diantara hening yang mengepungnya. Begitu saja, desau ombak menjelma desau nafas, inderanya tersihir oleh pemandangan permata yang diapit diantara Emerald dan Zafir; Selat Bosphorus.Tadinya, Ia hanya penulis cerita yang biasa menampung kisah ayahnya di selembar kertas, berharap suatu saat nanti ia dapat mewarisi keberanian   seperti sang ayah.Lautan ketika itu tidak menawarkan apa-apa, kecuali ketenangan yang dikacaukan oleh suara debum tembakan.Dunia, ketika itu hanya dipenuhi baku hantam. Maka, demikianlah yang terjadi. Setiap kalimat yang diucapkan sang ayah memb

Bangkit dan Melawan

* S.W. Ardiana Putri Para tiran itu berteriak keras terus menerus, memekik hingga menyakiti telinganya sendiri Gempuran intervensi mengucur Gejolak Menderas Padam tapi memanas Gerak-gerik dalam tidur pulas Apalah kami, hanya jilat tak berkuasa atas api Hanya comberan bekas hujan Hanya jelata yang terkungkung dalam mewahnya pagar besi baja Sudah, jangan biarkan sandiwara yang mereka rancang berakhir Mulai muntahkan permainan Mari mencakar dan meraung Mari bangkit dan melawan Enyahkan kelaliman *Pegiat LPM Siar, jurusan Sastra Indonesia