*Wika Nurma
Agen
perubahan
Status
yang dulu kau sandang
Akankah
tetap bersemayam
Ataukah
pudar ditelan zaman
Dulu
Kau
gulingkan kursi tirani
dari
tahtanya selama ini
Jas
berlumur darah menjadi saksi
dari
peristiwa reformasi
Kini
Kau
bungkam suara terhadap realita
Mengasingkan
diri dalam gemerlapnya dunia
Starbucks
menjadi arena berargumentasi
untuk
membahas fashion terkini
Senayan
City tempat mencari inspirasi
Ketika
hedonisme menghampiri
Permen
kecil peningkat euforia menjadi teman bercanda
di
saat depresi melanda
Tahukah
kau?
Teriakan
klakson dan deru mesin meraung
Menjadi
irama klasik di negeri ini
Jeritan
kelaparan anak jalanan
Menggema
di setiap sudut ruangan
Tua-muda
berkeliaran tak karuan
Menantang
ketidakpastian hidup yang mereka perjuangkan
Cukong-cukong
tertawa bahagia
Menikmati
alam Indonesia
Petani
kecil menangis meringis
Melihat
ladangnya habis
Kau
yang dulu dielu-elukan
Kini
hanya menjadi bahan omongan
Lengamnu
gamang untuk memecahkan persoalan
tentang
carut-marut kehidupan
Bangunlah!
Jangan
biarkan dirimu terjajah keadaan
Terkikis
habis jiwa apatis
Melupakan
berpikir kritis
*Pegiat LPM Siar, Jurusan Sastra Indonesia
Comments
Post a Comment