Picture by: Yunani |
Malang
(25/5), Komite Aksi Kamisan Kota Malang mengadakan aksi kamisan yang rutin
diadakan pada Kamis. Wali Kota Malang. Aksi kamisan ke-33 ini mengusung tema
“Menagih Janji Reformasi”. Menurut Ugik,
salah satu orator menjelaskan, “Kamisan kali ini bertema menagih janji
reformasi karena bertepatan dengan momentum runtuhnya rezim otoritarian Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998”.
Terinspirasi
dari aksi kamisan di Jakarta, Yogjakarta dan kota-kota lain maka terbentuklah
aksi kamisan di Kota Malang. Aksi kamisan ini sebagai kampanye untuk mengusung
isu lokal maupun nasional. Selain itu, sebagai wadah bertemunya segala elemen
gerakan-gerakan di Malang Raya, sehingga organisasi-organisasi di Malang Raya
bisa berkonsolidasi membela kepentingan rakyat.
Sistem
demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya dijalankan dengan semestinya.
“Demokrasi kita masih rancu. Masyarakat masih diliputi ketakutan, para petani
masih dirampas hak-haknya,” kata Ami mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim (UIN) Malang yang
mengikuti aksi Kamisan ini.
Peristiwa
reformasi yang terjadi 19 tahun silam ini menandakan bahwa Indonesia
meninggalkan sistem pemerintahan lama yang penuh dengan kekerasan dan
kesewenang-wenangan. Tetapi hingga kini hal tersebut masih belum benar-benar
terhapuskan. Banyak kasus-kasus serupa yang terjadi di era orde baru dan
reformasi, seperti kasus-kasus pembunuhan aktivis HAM, represifitas aktivis
pers mahasiswa, dan perampasan tanah-tanah petani.
“Pemerintah
hari ini bukan demokratis, pemerintah ini adalah lanjutan orde baru. Pemerintah
menjunjung tinggi pemodal tapi tidak menghargai rakyatnya. Investor besar dari
luar negeri merasa seperti di rumahnya sendiri dan dilayani dengan sepenuh hati
namun rakyatnya ditindas hak-haknya,” tutur salah satu demonstran dalam
orasinya.
Aksi
kamisan kali ini mengharapkan pemerintah tidak mengekor pada sistem orde baru.
Selain itu, diinginkan juga masyarakat ikut mengawasi jalannya demokrasi di
Indonesia. (ynn//fdn)
Comments
Post a Comment