Karikatur by: d.y. Novitasari
Bagaimana kabar dunia? Bagaimana dengan
Indonesia? Bagaimana kabar kalian sebagai mahasiswa? Jika jawabannya adalah
baik-baik saja, wah kalian pasti
sedang bercanda. Dunia ini, Indonesia ini, jelas tidak sedang baik-baik saja.
Peperangan di Suriah, reklamasi di pantai utara Jakarta, transparansi biaya
kuliah yang semakin mahal, dll. Jangan pura-pura tidak tahu, lalu tutup mata,
tutup telinga. Jika sikap yang demikian kalian pelihara, mau jadi apa negara
ini?
Di zaman edan seperti ini tidak banyak orang yang
memiliki sikap peduli. Budaya seperti ini sepertinya akan terus lestari. Semoga
kalian bisa memahami bila kultur “masa bodoh” yang demikian ini akan
mengakibatkan dampak tidak baik. Masalah, jika kalian sudah mengerti, akan
tetapi tetap saja dilakukan.
Mahasiswa dengan label kebanggaannya agent of change sudah seharusnya
melakukan perubahan, bukan melakukan pembiaran. Contoh sederhana saja
berdasarkan perspektif penulis sendiri. Ketika kebijakan kampus yang ditetapkan
birokrat tidak pro mahasiswa, mereka malah manggut-manggut
saja, tidak peduli dan tidak berusaha meneriakkan aspirasinya. Bahkan sebagian besar mahasiswa tidak tahu
tentang gejolak konflik di kampusnya.
Mahasiswa sang agent
of change, tapi malas membaca. Jangankan membaca dinamika beserta
silang-sengkarutnya sistem politik kampus, membaca buku untuk referensi mata
kuliah saja jarang.
Picture by: Dina Putri Pertiwi
Mahasiswa sang
pionir perubahan, namun minim aksi untuk perubahan. Pramoedya A. Toer pernah
berkata “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia
akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah”. Melalui tulisan, apapun
ekspresi dan aspirasi yang sudah kita tulis akan terekam. Pendek kata, mari
jadi mahasiswa yang tau diri. Walaupun belum bisa ikut aksi, setidaknya
berkicaulah lewat secarik puisi atau menulis beberapa lembar opini.
*Penulis adalah Pegiat LPM Siar UKMP UM
Comments
Post a Comment