Jumat
malam (24/11) Stasiun Kota Baru Malang menjadi saksi
tentang aksi puluhan mahasiswa yang peduli akan Kebhinekaan Indonesia. Aksi
perdamaian yang bertajuk “Jaga Toleransi Junjung Tinggi Kemanusian” ini digawangi
oleh aliansi mahasiswa CIPAYUNG PLUS yang di dalamnya diikuti organisasi Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Keluarga Mahasiswa Buddhis Indonesia
(HIKMABUDHI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa
Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Tidak hanya di Malang saja, aksi serupa juga dilakukan di sembilan kota di
Indonesia lainnya, yaitu Medan, Jakarta, Jayapura, Ambon, Solo, Denpasar,
Samaranda, Manado, Kupang.
Aksi
perdamaian depan Stasiun Kota Baru adalah murni untuk menyuarakan hati nurani
setelah beberapa isu Suku Agama Ras Antar Golongan (SARA) terjadi diberbagai
wilayah di Indonesia. “Aksi ini pure
adalah aksi soladiritas tanpa berhubungan dengan 411 seperti yang dipikirkan
banyak orang,” ungkap Billy selaku Kordinator Lapangan. Aksi 411 adalah aksi
damai bela Islam atas penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta non
aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal Ahok. Sebelumnya terjadi
beberapa ancaman teror yang terjadi terhadap rumah ibadah seperti pembakaran
masjid di Papua, pembakaran wihara di Sumatra Utara dan puncaknya adalah pengeboman
yang terjadi di gereja Khatolik di Samarinda yang mewaskan Intan, balita 2,5
tahun serta tiga korban pengeboman yang
mengalami luka bakar hingga 80%. “Hati kita miris melihat Intan yang menjadi
korban keberingasan manusia tak bernurani,” kata perwakilan dari GMNI saat
berorasi.
Perwakilan
dari HIKMABUDHI saat berorasi menyampaikan, “Masyarakat harus melek wawasan kebangsaan yang terdiri
dari Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga nilai-nilai kebersamaan
dijunjung tinggi.” Hal serupa juga disampaikan oleh perwakilan dari PMKRI agar
memandang Indonesia sepenuhnya dari Sabang sampai Merauke demi tercapainya rasa
toleransi dari keberagaman suku, ras dan agama di Indonesia. Di samping itu, perwakilan
dari PMII mengajak seluruh warga Malang untuk peduli dan turut serta menjaga
kerukunan serta tidak mudah terprovokasi atas isu-isu SARA yang berkembang di
media. Selain itu, perwakilan dari GMKI menyoroti tentang ketidakbecusan Badan
Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) dalam menangani isu SARA sehingga
sekarang semakin meluas.
Terdapat
16 pesan damai untuk bangsa Indonesia yang ingin disampaikan melalui aksi ini,
beberapa diantaranya:
- Berkomitmen bersama dalam membangun kolektivitas menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara sesuai dengan amanat Pancasila
- Mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dalam pluralisme dan menjaga keutuhan NKRI.
- Mengajak masyarakat agar tidak terprovokasi dengan tindakan intoleran sehingga akan tercipta harmonisasi dalam keberagaman.
- Aktualisasi nilai-nilai pancasila dalam keberlangsungan hidup keberagaman.
- Menjaga persatuan kemanusiaan dan kebangsaan.
Inti
dari aksi perdamaian tersebut yaitu penyuaraan orasi dari keenam organisasi
yang hadir diakhiri dengan doa bersama serta menggalang dukungan dari
masyarakat sekitar kota Malang melalui tanda tangan di selembar kain putih. (tri/ug//hna)
Comments
Post a Comment