Dalam orasi ilmiah pada acara Dies Natalis Universitas
Negeri Malang (UM) ke-62 Rabu (26/10), Muhadjir memberikan saran kepada UM agar
meskipun Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) telah berevolusi menjadi
universitas, namun diharapkan tidak melupakan jati dirinya sebagai kampus
pendidikan. Selain itu, ia juga mengungkapkan beberapa inovasinya mengenai
pendidikan di Indonesia yang salah satunya adalah empat bidang pekerjaan yang
berpeluang besar, yaitu sektor pariwisata, pertanian, ekonomi kreatif serta
kelautan dan maritim. Keempat bidang tersebut akan di galangkan pada SMK – SMK
di Indonesia. Namun, ia menyayangkan, bahwa UM sebagai kampus pendidikan tidak
memiliki program studi yang berhubungan dengan keempat bidang tersebut.
Ia mengungkapkan, Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
tantangan besar, yaitu era revolusi industri keempat (cyber generation) dan diberlakukannya masyarakat Ekonomi Assosiation South East Asian Nation (ASEAN). Ia menjelaskan di masa jabatannya
ingin memberikan inovasi baru untuk Indonesia. inovasi tersebut antara
lain, guru diwajibkan setidaknya dalam
sehari minimal berada di sekolah selama delapan
jam, kepala sekolah tidak perlu mengajar, hanya fokus kepada
pengembangan sekolah, dan mengizinkan penggalian dana dari masyarakat, karena
sekolah tidak bisa hanya mengandalakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Ia menuturkan, “20% dari dana APBD seharusnya disumbangkan untuk sekolah,
tetapi pada kenyataannya daerah-daerah di Indonesia sepenuhnya belum melakukan
hal tersebut. Selama ini sumbangan APBD terbesar hanya ada di DKI Jakarta yang
hanya 18,7%. Itupun tinggalan dari Bapak Jokowi.” Dengan adanya masalah
tersebut, Muhadjir menyarankan agar menggalangkan sumbangan dari ikatan alumni
untuk dana abadi sebagai sumber dana sekolah-sekolah. (bia/ida//yrz)
Comments
Post a Comment