Skip to main content

Tempat Pembinaan Keagamaan Tak Jelas, Pengalihan Diberlakukan

Kesiapan Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Keluarga Katolik (UKM IKK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Hindu (UKM KMHD) untuk menyambut rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) masih menemui kendala.  Hingga hari ke-2 PKKMB berlangsung, Selasa (16/8), penyelenggaraan kegiatan pembinaan keagamaan bagi maba non muslim di kedua UKM itu masih belum memperoleh kejelasan mengenai tempat.

Ketua Umum UKM KMHD, Heri Prasetiyo, mengaku jika tempat pelaksanaan kegiatan pembinaan keagamaan sudah disediakan oleh universitas di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Akan tetapi, saat pihaknya mengkonfirmasi ulang kepada petugas GKB FMIPA ternyata belum ada informasi dari pihak Universitas.
Hal serupa juga dirasakan oleh UKM IKK, “Pihak universitas katanya sudah menyediakan tempat, tetapi ketika dilobby ternyata belum”, tutur Nikolaus Topas Baruna Putra, Ketua Umum UKM IKK. Pihaknya merasa kecewa dengan belum disediakanya tempat dari pihak Universitas, sedangkan UKM IKK sudah menyebar undangan ke dosen-dosen.

Setelah dikonfirmasi dengan pihak Kabag Mahasiswa, Taat Setyohadi menyatakan jika pihaknya sudah mengonfirmasi mengenai tempat ke pihak FMIPA.  Akan tetapi, informasi ini belum sampai ke pihak UKM IKK dan UKM KMHD dikarenakan belum adanya kepastian mengenai jumlah mahasiswa Katholik dan Hindu. Hingga akhirnya pelaksanaan kegiatan keagamaan UKM IKK dialihkan di Aula FMIPA, sedangkan UKM KMHD diadakan di Gedung O3203.(bww/nov/dsf//yrz)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Carut Marut Tempat Parkir UM: Mulai Sempitnya Lahan hingga Uang Parkir buat Jajan

      Saat ini, transportasi sudah menjadi kebutuhan primer. Berbagai macam alat transportasi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, apalagi jika menempuh jarak yang cukup jauh. Salah satu alat transportasi paling populer di Indonesia adalah motor. Motor sangat populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Setiap fakultas memiliki tempat parkir sendiri-sendiri, namun tidak mewajibkan mahasiswanya untuk memarkirkan motor berdasarkan fakultas masing-masing. Anehnya, meskipun dalam satu fakultas, berbeda tempat parkir juga berbeda sistem pengelolaannya. Hal ini dapat kita lihat di tempat parkir Fakultas Sastra (FS). Seharusnya hanya motor yang dikenai biaya parkir, tapi sepeda pun dikenai biaya parkir. Meskipun jumlah sepeda tidak seberapa dibandingkan motor, tetapi tetap saja hal ini menyalahi aturan.