Skip to main content

Pelarangan Peliputan PKKMB FIK

Jum’at (19/08) Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Muhammad Rusdi, melarang kegiatan peliputan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2016 yang dilakukan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Siar Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis Universitas Negeri Malang (UM). DMF beralasan bahwa pelarangan ini telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UM berdasarkan pernyataan dari Ketua Panitia Pengawas (Panwas) PKKMB UM 2016, Nuruddin Hadi. Pelarangan tersebut dibuktikan dengan foto kunjungan Ketua Panwas PKKMB ke gedung PKKMB FIK, Sasana Budaya.

Namun, setelah dikonfirmasi kepada DPM, pihaknya menyatakan tidak pernah menyetujui atau mengetahui kebenaran pernyataan terkait larangan peliputan. “Tidak ada statement atas nama institusi yang menyangkut DPM, dan kita tidak melarang liputan dari Siar, mungkin terjadi miss-komunikasi,” ujar Muhammad Syaiful Anam , Ketua DPM. Terkait pelarangan ini, DPM akan segera melakukan koordinasi ulang bersama Panwas PKKMB dan para ketua DMF.

Hal yang senada juga diutarakan oleh Ketua Panwas PKKMB UM 2016 yang menyanggah bahwa dirinya menyetujui pelarangan peliputan.  Nuruddin hanya mewanti-wanti mengenai penyebaran brosur dari Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK). “Yang saya maksud itu bukan melarang peliputan, ya meliput gak masalah,  selama tidak menggangu proses PKKMB Fakultas dan peliputannya berimbang,” ujar Nuruddin. (sds/aak//ang)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Carut Marut Tempat Parkir UM: Mulai Sempitnya Lahan hingga Uang Parkir buat Jajan

      Saat ini, transportasi sudah menjadi kebutuhan primer. Berbagai macam alat transportasi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, apalagi jika menempuh jarak yang cukup jauh. Salah satu alat transportasi paling populer di Indonesia adalah motor. Motor sangat populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Setiap fakultas memiliki tempat parkir sendiri-sendiri, namun tidak mewajibkan mahasiswanya untuk memarkirkan motor berdasarkan fakultas masing-masing. Anehnya, meskipun dalam satu fakultas, berbeda tempat parkir juga berbeda sistem pengelolaannya. Hal ini dapat kita lihat di tempat parkir Fakultas Sastra (FS). Seharusnya hanya motor yang dikenai biaya parkir, tapi sepeda pun dikenai biaya parkir. Meskipun jumlah sepeda tidak seberapa dibandingkan motor, tetapi tetap saja hal ini menyalahi aturan.