Skip to main content

Parkir Digratiskan selama PKKMB 2016

Hari kedua Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasisa Baru (PKKMB) 2016, pihak keamanan memprioritaskan lahan parkir terdekat dengan gedung Graha Cakrawala untuk parkir kendaraan mahasiswa baru (maba) seperti di parkir gedung dalam Graha Cakrawala, lahan parkir Q3, dan parkir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Menurut Sigit, juru parkir di basement Graha Cakrawala, ketiga tempat itu cukup untuk menampung kendaraan maba. Disinggung soal pembayaran  parkir sebesar 500 rupiah yang biasa diberlakukan untuk ongkos parkir kendaraan motor, Suparman mengatakan akan mulai diberlakukan saat hari efektif  kuliah (22/08). Ketentuan parkir berbayar tersebut selama PKKMB ditiadakan. “Untuk pembayaran parkir selama PKKMB ini tidak ada, tapi kalau mahasiswanya ngasih ya kita terima aja,” tegas Suparman.


Ia juga menambahkan tidak ada kendala yang berarti bagi petugas parkir dalam mengatur kendaraan maba selama PKKMB 2016. Hanya saja akibat ketidaktahuan maba soal penataan kendaraan di lahan parkir, terjadi penumpukan kendaraan di salah satu sudut lahan parkir gedung Q3 kemarin (15/8). Meskipun begitu, Suparman, salah satu petugas parkir di area gedung Q3 mengeluhkan maba yang parkir sembarangan padahal telah disediakan tempat-tempat parkir resmi. (zky/idn/lin/ris//eva)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.