Skip to main content

Maba Hanya Tahu Pita, BEM FS Kebut Informasi

Universitas Negeri Malang (UM), Rabu (17/08), menjelang PKKMB fakultas, persiapan di Fakultas Sastra (FS) belum sepenuhnya terlengkapi, seperti soal info jadwal kegiatan dan dekorasi ruangan kegiatan PKKMB FS yang baru dilakukan Rabu malam (17/08).

Banyak Maba kebingungan soal jadwal kegiatan PKKMB FS karena informasinya mepet diperbaruhi. Maba hanya mengetahui informasi soal pita kuning yang harus dikenakan di lengan sebagai identitas Maba. “Saya hanya tahu mengenai pita kuning saja, yang lain juga sepertinya sama seperti saya,” tutur Fajri, maba FS. Namun mengetahui ini, pihak BEM bergerak cepat dengan mengunggah jadwal kegiatan di website sehingga Maba bisa mengunduhnya.
Disisi lain, menyoal dekorasi ruangan, pihak BEM FS mengaku masih ada beberapa kekurangan. “Ruangan sudah siap, tinggal dekorasinya yang belum,” ujar Sultan, pihak BEM. Ia juga menerangkan ada 4 ruangan yang digunakan untuk PKKMB FS yaitu Aula Fakultas (red: AVA) untuk Jurusan Sastra Indonesia, Laboratorium Drama untuk Jurusan Sastra Inggris, gedung D8 lantai 2 untuk Jurusan Sastra Arab dan Sastra Jerman, serta gedung E8 lantai 2 untuk Jurusan Seni dan Desain.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini FS tidak mengusung tema tertentu.  “Untuk PKKMB di FS sendiri kami tidak memberikan tema spesifik, yang terpenting apa yang ada di fakultas kita tampilkan,” ungkap Sultan.  (ekd/rdh//ap)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Carut Marut Tempat Parkir UM: Mulai Sempitnya Lahan hingga Uang Parkir buat Jajan

      Saat ini, transportasi sudah menjadi kebutuhan primer. Berbagai macam alat transportasi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, apalagi jika menempuh jarak yang cukup jauh. Salah satu alat transportasi paling populer di Indonesia adalah motor. Motor sangat populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Setiap fakultas memiliki tempat parkir sendiri-sendiri, namun tidak mewajibkan mahasiswanya untuk memarkirkan motor berdasarkan fakultas masing-masing. Anehnya, meskipun dalam satu fakultas, berbeda tempat parkir juga berbeda sistem pengelolaannya. Hal ini dapat kita lihat di tempat parkir Fakultas Sastra (FS). Seharusnya hanya motor yang dikenai biaya parkir, tapi sepeda pun dikenai biaya parkir. Meskipun jumlah sepeda tidak seberapa dibandingkan motor, tetapi tetap saja hal ini menyalahi aturan.