Skip to main content

KETUA BEM FMIPA SESALI PEMBATALAN TUGAS PKKMB

Universitas Negeri Malang (UM), Sabtu (20/08) PKKMB memasuki hari terakhir. Namun Ketua  BEM FMIPA masih menyesalkan keputusan mengenai pembatalan tugas pada Kamis (18/08). Naufa, Ketua BEM FMIPA mengungkapkan rasa penyesalannya karena tugas diberikan dengan tujuan untuk membuat maba saling bersosialisasi dalam kelompok. “Menurut saya bagus, namanya juga anak rantau yang tidak ada sanak saudara disini, sedangkan kita manusia yang juga makhluk sosial, tapi kenapa ada peraturan seperti pembatalan tugas” ujar Naufal.


Sebelumnya tugas diberikan agar Maba mengerjakannya bersama-sama karena dalam PKKMB FMIPA dikelompokkan dari lintas jurusan. Terkait dengan pembatalan tugas merupakan keputusan langsung dari panitia. Selain itu Wakil Dekan III juga sudah melarang adanya tugas yang memberatkan Maba FMIPA. Awalnya Panitia memberikan tugas yang bersifat tidak wajib, namun di dalam pengumuman menekankan bahwa Maba harus mengumpulkan tugas. Karena adanya pembatalan tersebut, BEM FMIPA menggantinya dengan membuat karya tulis ilmiah yang nantinya akan diagendakan satu bulan setelah PKKMB untuk menyambut Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) MIPA. Sehingga diharapkan agar maba ikut berpartisipasi di dalamnya sesuai dengan tema yang diusung yaitu MIPA Berkarakter. (ug/ida/lel//ing) 

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.