Skip to main content

Ketua BEM FIS Sesalkan Kurangnya Koordinasi dengan BEM UM

Kurangnya koordinasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang (BEM UM) terkait pelaksanaan PKKMB 2016 tingkat universitas, membuat ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Sosial (BEM FIS), Septian Dwi Surya Negara tidak puas.

“Sering kali ketika ada rapat persiapan Pengenalan Kehidupan Mahasiswa Baru atau PKKMB, jarang kita dilibatkan,” kata Septian pada Senin (15/08)
Sebenarnya, ia tidak keberatan bila semua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM FA) digabung menjadi satu dalam rapat persiapan PKKMB namun, ia mengatakan bahwa penggabungan ini membuat masing-masing BEM FA kesulitan dalam melaksanakan job desc masing-masing,  khususnya karena ada perbedaan konsep PKKMB tahun ini dengan tahun sebelumnya.
“Kalau ada perbedaan konsep PKKMB dari tahun yang sebelumnya, koordinasinya harus ditingkatkan lagi. Saya tidak menyalahkan pihak BEM UM, namun ini akan membuat masing-masing BEM FA bingung saat hari H,” ungkapnya.
Menurut keterangannya, secara teknis pelaksanaan PKKMB pada hari Senin (15/08) ini berhasil dan lancar, namun pihak BEM FA masih merasa banyak kekurangan dari apa yang mereka harapkan bagi mahasiswa baru (Maba) FIS.
Di sisi lain, saat dikonfirmasi terkait kurangnya koordinasi dengan BEM FA, ketua pelaksana PKKMB 2016, M. Khoirul Fatihin mengatakan bahwa koordinasi rapat PKKMB dari awal sudah kurang. Ia menjelaskan kurangnya waktu menjadi salah satu penyebabnya.
“Rektorat memberikan draft perintah pelaksanaan PKKMB satu minggu sebelum puasa sehingga rapat koordinasi pertama PKKMB baru dilaksanakan H+7 lebaran,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa rapat pimpinan PKKMB hanya dapat dihadiri oleh ketua BEM UM, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan lurah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), sedangkan untuk Organisasi Mahasiswa (Ormawa) fakultas, Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF), dan BEM FA tidak diizinkan mengikuti rapat pimpinan. Namun, koordinasi selanjutnya dilakukan oleh BEM UM dengan para ketua BEM FA, Ormawa, dan DMF untuk menyampaikan isi rapat tersebut. (viv/mgi//eva)



Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.