Skip to main content

Kenalkan Sejarah melalui Demo UKM

Semarak ke-71 Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia (HUT NKRI), Rabu (17/8) yang bersamaan dengan demo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada serangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) disambut penuh antusias oleh warga UKM.  Keantusiasan tampak dari UKM Blero dan UKM Sanggar Tari Karawitan Asri Kusuma (STK AK) yang mengangkat tema sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pada penampilannya.

Ketua Divisi Operet UKM Blero, Muhammad Muza Al Fitra Pratama menyatakan jika UKM Blero dalam aksinya menampilkan kolaborasi antara kentrung, musik, dan operet dengan mengangkat tema perjuangan Jenderal Soedirman untuk mempertahankan harga diri bangsa Indonesia.
Tak kalah dengan UKM Blero, UKM STK AK juga mengangkat tema unik yang ditampilkan pada kegiatan demo UKM. “Cerita Gajah Madha dengan Sumpah Palapa-nya yang ingin mempersatukan seluruh wilayah Indonesia menjadi tema penampilan dari kami”, tutur Meilanda Okilawati Putri, Ketua Bidang Pertunjukan.

Selain itu, tema Gajah Madha yang diangkat oleh STK AK juga berhubungan dengan kegiatan PKKMB tahun ini yang dibagi menjadi 25 kelompok dengan tujuan supaya Maba tidak hanya mencintai fakultasnya, tetapi juga Universitas, ungkap Aji, Anggota Divisi Rumah Tangga STK AK, “Ceritanya Majapahit ingin mempersatukan Nusantara. Jadi dipilihnya tema Gajah Madha agar Maba dari setiap fakultas bisa bersatu mencintai Universitas Negeri Malang.” (bww/nov//yrz)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.