Skip to main content

Ikut UKM, Tak Perlu Skill Awal

Mahasiswa Baru (Maba) yang ingin bergabung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sering mengalami keraguan karena tidak mempunyai skill dasar dari UKM yang terkait. Beberapa Maba menyatakan keraguannya untuk mengikuti UKM.  Seperti yang diungkapkan Salma Navisa, Maba Jurusan Sastra Arab yang menyatakan, “Saya sebenarnya ingin ikut UKM seperti UKMP, tapi takut mbak, karena tulisan saya belum bagus,” pungkasnya.

Akan tetapi, mengikuti UKM tidak harus mempunyai skill awal. Risa Fahmi Musyaddad, Ketua Pelaksana Diklat Himpunan Mahasiswa Fotografi (Himafo) menyatakan mengikuti Himafo tidak perlu mempunyai keterampilan dasar karena akan ada diklat dan pendidikan fotografi bagi anggota baru. “Jadi, teman-teman mahasiswa baru tidak perlu ragu untuk mengikuti UKM, karena pastinya pada setiap UKM akan memberikan pelatihan awal,” ungkapnya.
Pernyataan serupa juga dinyatakan oleh Anggota Jonggring Salaka, Tidar Maulana Wirahadi yang menyatakan jika pihaknya tidak mempermasalahkan anggota baru yang belum mempunyai pengalaman kepencintaan alam. “Kita tidak terlalu mempermasalahkan, karena kita akan berlatih mulai dari dasar dan akan ada diklat lanjutan untuk  memilih spesialisasi, seperti gunung hutan, olahraga arus deras, panjat, diving, dan konservasi,” tuturnya.

Eddo Pradana T, Wakil Ketua Sanggar Minat (Samin) berpesan kepada Maba supaya tidak ragu mengikuti UKM. “Mahasiswa baru tidak perlu takut mengikuti UKM karena bisa menjadi wadah yang tepat untuk menyalurkan minat mahasiswa. Misalnya jika ada Maba yang salah jurusan dan dia hobi seni bisa masuk UKM Samin,” ungkapnya. (bww/nov//zai)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.