Skip to main content

Hari Kedua PKKMB, 2 Maba dirujuk ke Poliklinik

PKKMB UM 2016 hari kedua ini diwarnai dengan dirujuknya 2 maba ke poliklinik UM. Alasannya, kedua maba ini mengalami sesak nafas. Tim kesehatan mengatakan bahwa kedua maba tersebut sudah memiliki riwayat penyakit. “Karena saya sudah punya bawaan penyakit asma dan tadi malam mengalami pilek dan batuk menyebabkan asma saya kambuh,” ungkap Zelya, salah satu maba yang dirujuk ke Poliklinik UM.

Penanganan pertama yang diberikan oleh Tim Kesehatan yakni dengan membawa maba ke luar ruangan untuk menenangkannya kemudian memberi Oxycan, oksigen botol. Namun, dikarenakan kondisi kedua maba tersebut belum membaik, tim kesehatan berinisiatif merujuk mereka ke poliklinik UM.  Penanganan yang diberikan di Poliklinik UM adalah dengan memasangkan tabung oksigen. Sesuai dengan saran petugas Poliklinik UM, kedua maba tersebut akhirnya dibiarkan beristirahat dan tidak kembali ke Graha Cakrawala untuk melanjutkan PKKMB UM 2016. (tri/lny//ana)


   

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.