*Iing Indarwarti
Duri
mengelus
Tengok
Anggora di elus
~
Terhina
dianggap rakus
Dibenci
karena akal bulus
Meski
licik, tapi cerdik
Segalanya
demi perut
~
Jika
aktivitas mulai terendus
Tikus
segera lari memasuki zona aman
Masuk
lubang-lubang sempit dan busuk
Kalau
perlu tikus menyeberang ke negeri orang
Berganti
baju dengan sebutan lebih keren “Mouse”…
~
Meski
begitu tikus tetap dianggap pengecut
Diam-diam
merancang aksi
Bersekongkol
menggerogoti yang bukan haknya
~
Suatu
ketika aksi tikus terungkap
Ada
yang tertangkap
Namun,
pastinya tikus-tikus kecil
Tikus
besar bersembunyi di lubang busuk
Menunggu
suasana kembali aman dan terkendali
~
Jangan
salah, tikus pandai bernyanyi
Manakala
terperangkap
Nyanyian
cit cit cit ciiiiiiiit
Terdengar
kesana kemari tiada henti
Bernyanyi
seolah tak berdosa
Lempar
batu sembunyi tangan
Bersikukuh
tak ada kesalahan
Sebelum
benar-benar bukti ditemukan
~
Menjengkelkan
bukan?
Ya,
menjijikkan
Dijadikan
musuh rakyat
Dimana-mana
pasti akan diberantas,
Dipukul,
diracun, bahkan dimatikan
~
Dalam hati tikus berkata
“Mengapa
harus tikus
Apa
daya seekor tikus
Aku
hanyalah tikus!!!”
~
Anggora
impian tikus
Kapankah
hidup ini berjalan mulus
Membelit
seperti usus
~
Oh
Tuhan kapankah parut akan halus?
Tapi,
bermanfaatkah parut jika halus?
Bukankah
parut punya tugas khusus?
Untuk
membuat jadi halus?
~
Tersadar
diri ini memang harus tulus
Menerima
jalan yang tak halus :’)
*Pegiat LPM Siar, Jurusan Akuntansi 2014
Comments
Post a Comment