Skip to main content

Atas Nama Keadilan


*Zainal Abidin 

www.artikelsiana.com

Dalam sesosok pikiran yang berpikir yang idealis
Engkau berdiri atas nama keadilan
Tertuang dengan tinta-tinta kegelapan dalam kertas lusuh demi perdamaian
Rasa damai yang berjubah dalam benteng kaum kapitalis...
kau lemah
saat mencoba berdiri pun kau hanya terbaring di atas tanah
Engkau Tak dapat berdiri dengan kedua kakimu
Hingga mengurai pertikaian dalam setiap detak palumu
Kau lumpuh dengan gambar nol lima
Saling menghunus demi masa birokrasi
Hukum yang dulu memaksa
Tapi tak mampu melihat dengan kedua mata
Hanya mengikat dengan tali usang nan lusuh dan rapuh
Hukum yang dulu buta
Kini memandang dengan sebelah mata
Karena kau telah terkurung dalam jurang perbudakan
Perbudakan yang tak lagi membebaskan kau dengan sebebas-bebasnya
Hukum yang “tegas”
Membuat rakyatmu tertindas lemas
Bak pisau yang runcing pada dasarnya
Bak pisau yang tumpul pada atapnya
Menindas habis semut-semut jelata
Menjunjung tinggi tikus-tikus berkuasa

*Pegiat LPM Siar, Jurusan Sejarah 2013

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.