Skip to main content

Banyak Pelanggaran hingga Hari Pemilihan, KPFT Belum Bertindak



Universitas Negeri Malang (UM) pada Rabu (25/11), serempak diadakan Pemilihan Raya (Pemira) dimasing-masing fakultas—kecuali Fakultas Ilmu Keolahragaan. Sejauh ini ketika dinyatakan sebagai calon hingga berlangsungnya pemilihan pada hari ini banyak sekali pelanggaran yang telah terjadi. Mulai dari kampanye menggunakan media sosial, media elektronik (broadcasting), keterlambatan saat kampanye dan debat, sampai pada pelanggaran pada atribut yang digunakan. “Kami juga telah mendapati adanya pelanggaran dalam bentuk kampanye di medsos, yang sebenarnya dalam aturan KPFT sendiri tidak diperbolehkan,” ujar Abi selaku Ketua Komisi Pemihan Fakultas Teknik (KPFT) ketika di temui pasca debat calon Jumat lalu (20/11).


Banyak sekali indikasi pelanggaran yang terjadi, dan banyak pula dari beberapa calon yang sudah melapor kepada KPFT. “Kami sudah melaporkan adanya pelanggaran kampanye melalui media elektronik,” ujar Yunityas salah satu calon Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS). Hal yang sama juga di sampaikan oleh Asti salah satu calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT) bahwa ia melaporkan adanya pelanggaran kampanye melalu medsos. Akan tetapi, sampai berlangsungnya pemilihan hari ini pun belum ada tindakan dari KPFT atas pelaporan yang sudah diajukan oleh beberapa calon. 

Kami mendapat informasi dari salah satu Panitia Pengawas (Panwas) yang bertugas, Ahmad Rozzy menyatakan bahwa KPFT belum mengkoordinasikan apapun kepada Panwas mengenai pelaporan yang telah masuk. Ketika mencoba menemui beberapa Panitia KPFT untuk melakukan klarifikasi perihal ini tidak ada satupun panitia yang bersedia memberikan informasi dengan alasan masih dalam tugas dan dapat memberikan keterangan seusai penghitungan suara. (ony/mar//ahl)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.