Skip to main content

UM Perketat Penjagaan Untuk Cegah Curanmor



Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Negeri Malang (UM) tidak perlu khawatir dengan kendaraannya selama melaksanakan Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) di UM. UM merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) teraman di teritorial Kecamatan Lowokwaru. “Universitas negeri di bawah naungan wilayah Polsek Lowokwaru, yaitu UM, Universitas Brawijaya (UB), Politeknik Negeri Malang (Polinema), dan Universitas Islam Negeri (UIN) dalam hal keamanan parkir nomor 1 adalah UM,” terang Sumartono, Kepala Urusan Keamanan UM. Alumnus sekolah Intelijen Akabri itu menegaskan bahwa pernyataan tersebut didapat langsung dari Polsek Lowokwaru.

Metode antisipasi curanmor yang diterapkan UM adalah dengan keluar menunjukkan Surat Tanda Nomor Kepolisian (STNK), jika tidak membawa, maka Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) mahasiswa terkait akan disita.   

Sumartono secara lugas mengatakan bahwa predikat itu didapat karena UM memiliki tingkat kriminalitas curanmor yang lebih rendah dibanding PTN lainnya. “UB 1-2 minggu bisa 4 kali curanmor,” terang Sumartono. 

                Secara lugas, Sumartono mengungkapkan bahwa dirinya dan jajarannya siap mengamankan pelaksanaan PKPT. “Saya terbiasa menghadapi hal semacam itu (pengamanan, red), karena saya lulusan Sekolah Intelijen yang terbiasa menghadapi keadaan seperti demonstrasi dan sebagainya,” ungkap Sumartono. 

                Predikat tersebut yang diperoleh UM juga tak lepas dari kinerja disiplin tinggi ala militer yang diterapkan Sumartono pada bawahannya. “Anggota belum datang ke posko satpam, saya sudah datang. Mungkin karena hal itu anggota saya jadi takut. Saya datang ke posko jam 05.50,” terang Sumartono. (ega/rad//yna)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.