Skip to main content

Hari Pertama PKPT, Masih Ada Maba yang Sibuk Registrasi



Senin (10/8) pukul 06.00 WIB para mahasiswa baru tampak telah memadati sepanjang Jalan Cakrawala.Gedung Graha Cakrawala juga penuh sesak oleh para mahasiswa baru. Mereka siap untuk mengikuti hari pertama PKPT UM tahun 2015/2016.Namun sayangnya, tidak semua maba mengalami hal yang sama. Hari pertama ini, sebanyak 10 maba yang berasal dari seleksi mandiri masih terlihat sibuk melakukan registrasi ulang di loket registrasi gedung A3. “Awal pengumuman anak saya gak lolos, tiga hari kemudian ada sms untukk esini (UM)” ungkap Susi, salah satu orang tua maba yang  baru melakukan registrasi
Saat pengumuman anaknya dinyatakan tidak lolos seleksi Mandiri, namun 3 hari setelah pengumuman tiba-tiba dirinya mendapat kiriman SMS dari UM bahwa anaknya lolos seleksi. Ketika ditanya perihal tersebut, rektorat yang diwakili oleh WR 3, Syamsul Hadi menjelaskan itu terjadi karena masih tersisa beberapa kuota bagi maba dikarenakan beberapa calon maba  yang masuk melalui SNMPTN dan SBMPTN tidak melakukan registrasi ulang sehingga dianggap mengundurkan diri. Mengenai ketidakikutsertaan maba maba ini pada hari pertama PKPT, pihak universitas member toleransi. Para maba ini masih diperbolehkan mengikuti PKPT di hari berikutnya. Mereka tidak perlu mengulang lagi tahun depan, tentu saja dengan syarat mereka lulus PKPT tahun ini. (fjr/mar//gia)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.