Skip to main content

Hari Pertama PKPT, Graha Cakrawala Malang Penuh Sesak



Hari pertama PKPT sebanyak kurang lebih 6.800 mahasiswa baru telah siap untuk mengikuti rangkaian acara PKPT di Graha Cakrawala.  Mereka memasuki Graha Cakrawala (Graca) tanpa adanya kewajiban untuk berbaris. Hal itu dibenarkan oleh Fungky, Ketua Pelaksana PKPT. “Soalnya untuk masalah masuknya mahasiswa baru ini dari atasan tidak boleh adanya pembarisan, dikhawatirkan adanya hal yang tidak diinginkan, seperti pemberian selebaran,” tutur Fungky.

“Mahasiswa barunya sebenarnya sudah datang tepat waktu, namun langsung berjubel, memang pintu segini tidak cukup,” Ungkap Mukhammad Rofiuddin, Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Negeri Malang sembari menunjuk pintu utama gedung Graca. Pria bertubuh jenjang ini juga menambahkan bahwa ada sekitar 3.000 mahasiswa baru yang melewati pintu utama Graca. Maka dia memaklumi kalau mahasiswa baru berjubel.

Menurut Fungky antisipasi berjubelnya mahasiswa baru ini sudah dilakukan dengan mengerahkan panitia-panitia yang ditugasi tiap-tiap gerbang. “Namun ternyata ada yang belum mengerti, juga ada yang terlambat,” tambahnya.  Menurutnya, keterlambatan itu mempengaruhi koordinasi panitia.

Setelah semua mahasiswa baru masuk ke gedung Graca, ternyata pada saat di dalam gedung suasana begitu sesak. “Kesesakan ini disebabkan adanya indikasi mahasiswa baru yang melakukan kecurangan, yaitu satu orang menempati dua kursi,” tutur Mukhammad Rofiuddin. Hal tersebut dibenarkan oleh Yulyanah mahasiswa baru Jurusan Geografi. “Iya, saya melihat ada 2 kursi yang diduduki 1 mahasiswa baru,” ungkapnya. Nevita, mahasiswa baru Jurusan Administrasi Pendidikan menjelaskan bahwa penggunaan dua kursi oleh seorang mahasiswa itu mengakibatkan beberapa mahasiswa baru terpaksa duduk di tangga. (pti/zai/zna/ing//gia/yna)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.