Skip to main content

H-1 PKPT UM: FIK Khawatir, FMIPA Tak Ada Kendala



Sehari menjelang kegiatan Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) Universitas Negeri Malang (UM) 2015, Panitia PKPT Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) masih disibukkan dengan acara Reuni Akbar UM pada Minggu (9/8). Menanggapi hal tersebut, pihak BEM FIK mengaku cukup kesulitan dalam pembagian panitia PKPT dan Reuni Akbar. “Sabtu dan Minggu temen-temen HMJ mengurusi kegiatan reuni alumni, lanjut besok Senin udah mengurus PKPT sampai hari Sabtu,” kata Fahmi Nur Irawan, Ketua BEM FIK.

Hal serupa turut disesalkan oleh Wakil Ketua BEM FIK, Shokibul Ma’ali. Shokibul mengaku kesulitan untuk membagi anggotanya dalam kepanitiaan. Di satu sisi pihak BEM FIK khawatirjika nantinya panitia PKPT merasa kelelahan ketika menghadapi rangkaian acara dari Reuni Akbar hingga PKPT. Tapi di sisi lain, pihak BEM FIK tidak bisa menunjuk pihak lain di luar kepanitiaan FIK sendiri karena dikhawatirkan konsep acara yang sudah direncanakan bisa gagal. “Kenapa kita menunjuk panitia dari fakultas untuk perwakilan di Graha Cakrawala? Karena mereka sudah mengikuti alur dari awal sehingga tahu nanti konsep PKPT seperti apa,”ungkap mahasiswa yang akrab disapa Ayip tersebut.

Salah seorang panitia reuni yang sekaligus merangkap sebagai panitia PKPT, Adi Pranoto, saat ditemui di Aula Kenanga tempat Reuni Akbar berlangsung menuturkan bahwa menjadi panitia reuni akbar dan PKPT sudah menjadi tanggung jawab. “Jadi kalau lelah, ya sudah menjadi konsekuensi dari tanggung jawab kita, tuturnya. Ditemui secara bersamaan, rekannya, Muhammad Rusdi menambahkan bahwa setelah rangkaian acara PKPT, masih ada Minggu yang bisa digunakan sebagai waktu istirahat sebelum menginjak perkuliahan aktif.

Kondisi berbeda dialami oleh kepanitiaan PKPT BEM FMIPA. Mereka merasa tidak ada kendala dalam pembagian kepanitiaan. Pasalnya untuk acara Reuni Akbar Alumni UM, pihak BEM FMIPA menurunkan perwakilan tiap jurusan saja, dan tidak melibatkan panitia PKPT. Ketua BEM FMIPA, Bagus Ady Prasetyo, menegaskan bahwa Reuni Akbar ini sebenarnya agenda fakultas, tapi fakultas sendiri fokus PKPT. Jadi panitia Reuni Akbar hari ini cukup perwakilan tiap jurusan saja,” ungkap mahasiswa yang akrab dipanggil Sugab itu.

Sugab mengatakan untuk 10 delegasi yang akan bertugas di Graha Cakrawala, BEM FMIPA menunjuk 5 anggotanya, 4 orang ketua himpunan jurusan meliputi Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan 1 dari Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP). Dengan pembagian tugas yang sudah jelas, seluruh panitia diharapkan bisa memberikan yang terbaik pada kegiatan PKPT dan tidak ada yang mengeluh kelelahan.(hlm/ang//yna)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.