Jumat sore, (7/4) mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya melakukan aksi di depan gerbang Univervistas Brawijaya (UB). Aksi yang diinisiasi oleh BEM UB ini didukung oleh beerapa BEM kampus yang ada di Malang. Diantaranya, BEM Polinema, BEM Unmer, dan perwakilan BEM Kanjuruhan Malang. Sementara untuk kampus-kampus yang lain, masih berhalangan hadir, termasuk teman-teman BEM dari Universitas Negeri malang (UM).
Menurut Dinda selaku Humas dari aksi tersebut, rencana kedatangan Jokowi yang belum pasti ini membuat konsolidasi pengerahan massa aksi belum maksimal. Hal inilah yang menyebabkan massa aksi belum diikuti oleh BEM dari seluruh kampus di Malang Raya.
Dinda juga menambahkan bahwa aksi jumat sore tersebut merupakan aksi untuk menyambut rencana kedatangan Presiden RI, Jokowi ke Malang. ”Aksi ini untuk menyambut rencana kedatangan Bapak Jokowi ke Malang pada 27 April mendatang, yang saat ini ternyata tengah berada di Surabaya.”, kata Dinda.
Aksi ini lantas lebih ditekankan kepada upaya pencerdasan kepada masyarakat mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan banyak orang saat ini. Isu-isu yang belakangan menjadi sorotan semua rakyta. Isu-isu ini kemudian diwujudkan dalam bentuk tuntutan yang disampaikan dalam bnetuk orasi pada gelar aksi di depan gerbang UB tersebut.
Mengenai tuntutan yang dibawa dalam aksi ini, Penanggung Jawab dari Koordinator BEM Malang raya (BMR) Politeknik Negeri malang (Polinema), Yudistira, menyebutkan ada dua hal utama yang dituntut dalam gelar aksi ini. ”Secara garis besar kami membawa dua tuntutan utama, meskipun kami sebenarnya punya 6 tuntutan untuk disampaikan. Namun itu penjabaran dari dua tuntutan tadi”, jelas Yudistira. ”Pertama mengenai isu BBM. Jelas tuntutan kami adalah menurunkan harga BBM dan mencabut kebijakan penyerahan harga BBM kepada harga pasar serta mengembalikan subsidi BBM. Tuntutan kedua adalah penegakan hukum”, sambungnya.
Seperti yang kita tahu, Jokowi menyerahkan harga BBM kepada harga pasar minyak bumi dunia. Harga minyak dunia yang fluktuatif juga membuat harga BBM dalam negeri ikut turun naik, tidak stabil. Ini berdampak kepada harga-harga kebutuhan pokok yang ikut naik tidak menentu. Belum lagi biaya transportasi yang ikut naik. Rakyat yang pada akhirnya menjadi korban. Hal ini diperparah dengan pencabutan subsidi BBM yang membuat harga BBM dalam negeri mahal. Sementara kebutuhan pokok masyarakat harganya melambung.
Aksi serupa direncanakan akan digelar kembali oleh BMR dalam rangka menyambut kedatangan Jokowi pada tanggal 27 April mendatang di Malang. Yudistira menerangkan bahwa BMR telah merencanakan melakukan aksi serupa pada tanggal tersebut dengan membawa massa lebih banyak. Kedatangan Jokowi ini hampir dapat dipastikan. Salah satu koran lokal juga telah menyebutkan hal serupa. Sementara untuk lokasi, menurut Yudistira akan menyesuaikan. ”Untuk tempat nanti menyesuaikan Pak Jokowi nya dimana, mbak”, jelasnya.
Selain aksi tuntutan, mereka juga mengkritisi program pemerintah saat ini. Salah satunya adalah program jaminan sosial dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program dari BPJS dan KIS ini dinilainya mengandung banyak masalah yang belum diselesaikan. ”BPJS dan KIS yang berasal dari anggaran dana yang sama masih mempunyai banyak masalah, misalnya pelaksanaannya yang kurang tepat sasaran. Kami berharap pemerintah dapat segera menyelesaikannya”, tutur Dinda mahasiswa dari Fakultas Hukum UB ini. Dia juga berharap pemerintahan Jokowi dapat menciptakan sinergitas antar lembaga penegak hukum, misalnya KPK dan Polri yang beberapa waktu lalu sempat terjadi konflik.
Aksi yang melibatkan puluhan mahasiswa dari beberapa kampus di Malang ini dikawal oleh polisi dari satuan kerja Polres Malang Kota. Ketika ditemui, salah satu polisi, Sunardi Priyono mengatakan bahwa aksi berjalan dengan tertib dan aman. ”Aksi berjalan dengan tertib, mereka tidak anarkis dan kami bertugas untuk mengamankan mahasiswa”, cetus Kepala Bagian Operasi Polres Malang Kota ini.
Menurut polisi berkacamata ini, aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut adalah bentuk dari penyampaian aspirasi yang harus dilindungi. ”Bagus, aksi semacam ini bagus. Mahasiswa kan harus kritis. Mereka menyampaikan aspirasi mereka dan sudah melakukan pemberitahuan sebelumnya”, tegas polisi yang biasa dipanggil Pak Nardi ini.
Aksi ini berjalan dengan tertib dan lancar, meskipun sempat membuat sedikit kemacetan di ujung Jalan Veteran Kota Malang depan Gerbang UB. Hal ini menurut beliau dikarenakan polisi selalu melakukan pengkoordinasian dengan koordinator lapangan dari aksi BEM Malang Raya ini. (ahl/skm//gia//yna)
Comments
Post a Comment