-Arloji Terkini-
Pada jam 2 sibuk. Pada jaman yang juga sibuk.
Arloji menjadi akal dan akal pun sok sibuk
hingga dalam perjalanan dari toko buku ke kantor dan rumah tak digubrisnya 4 mata arah,
mekar-mekar indah jadi sampah di tong-tong depan rumah. Tanpa sempat indera rasa.
Arloji menjadi akal dan akal pun sok sibuk
hingga dalam perjalanan dari toko buku ke kantor dan rumah tak digubrisnya 4 mata arah,
mekar-mekar indah jadi sampah di tong-tong depan rumah. Tanpa sempat indera rasa.
Lalu tiba-tiba Januari berganti Juni tanpa ada
catatan di buku harian, siapa yang datang dan pergi tak sempat disadari
hingga arloji tak berkuasa lagi.
-Kaos Kaki Bapak-
Ada koran pagi yang dibaca pagi ini
tentang pendidikan
Bapak mengernyitkan dahi
Ah, hatinya sepah dari muda lulus SPG hingga putih rambutnya, parau suaranya.
Ia saksikan, “Buk, kurikulum ganti lagi.”
tentang pendidikan
Bapak mengernyitkan dahi
Ah, hatinya sepah dari muda lulus SPG hingga putih rambutnya, parau suaranya.
Ia saksikan, “Buk, kurikulum ganti lagi.”
Wanita setengah tua yang sedang menyusun materi esok
hari, mengernyit
“Bukannya sudah biasa, Pak?”
“Bukannya sudah biasa, Pak?”
“Ah…kurikulum bukan kaos kaki yang harus cepat
diganti saat ada lubang kecil di sudut kiri, Buk.”
Itu hemat kita, bukan hemat penjual kaos kaki, Pak
Kurikulum bisa jadi kaos kaki di pasar jual beli.
Kurikulum bisa jadi kaos kaki di pasar jual beli.
*Mahasiswi
Pasca Sarjana Pendidikan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) dan
alumni Siar UKMP.
Comments
Post a Comment