Skip to main content

UASB Dalam Kompetisi Malang University Soccer League




   Pertandingan sepak bola yang diadakan Unit Aktivitas Sepak Bola (UASB) Universitas Negeri Malang (UM)  di Stadion Cakrawala, hari Jumat tanggal 19 September 2014 berlangsung cukup seru. Pertandingan yang dimulai pukul 15.00 ini bertemakan Malang University Soccer League (MUSL) yang diikuti oleh tiga Perguruan Tinggi (PT) di Jawa Timur, yaitu Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Brawijaya (UB), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Pertandingan Jumat kemarin mempertemukan antara UNESA dengan UB, yang pada akhirnya dimesnangkan oleh UB dengan skor 3-0. Meski tim sepakbola UNESA kalah dalam pertandingan, mereka sudah cukup puas dengan hasil akhir pertandingan yang dihasilkan dari usaha maksimal mereka.  “ Kami sudah cukup puas dengan pertandingan hari ini, meski kami belum bisa mengalahkan tim UB. Latihan kami kurang buat menghadapi pertandingan ini, hanya satu minggu kami latihan karena kami juga baru saja libur panjang”. Ujar Anggi, salah satu pemain sepak bola dari UNESA. UB yang melawan UNESA harus menghadapi tuan rumah (UM) pada hari sabtu tanggal 20 September 2014. Ketika ditanya soal komentar tentang kondisi lapangan Stadion Cakrawala, timnya mengaku nyaman “Kami nyaman dengan lapagan stadion Cakrawala sudah memenuhi standar, pelayanan dari panitia juga sudah baik,”
Panitia yang digawangi oleh anggota UASB sendiri terlihat serius dan maksimal dalam melaksanakan komeetisi MUSL ini. Meski hanya tiga PT di Jawa Timur yang mengikuti kompetisi, panitia tetap memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan menyediakan P3K dan juga menyiapkan lapangan yang sudah memenuhi standar. “ Kami dari panitia sudah memberikan pelayanan yang maksimal, lapangan juga sudah berstandar nasional. Lapangan ini pernah digunakan untuk pertandingan Persema dan Persib, ini membuktikan kalau lapangan sudah layak” Ucap Batra selaku Ketua Pelaksana (Ketupel). Mengenai tim yang mengikuti kompetisi MUSL hanya tiga tim, Batra menambahkan kalau sebenarnya sudah ada 12 tim yang diundang untuk mengikuti kompetisi, namun saat mendekati pelaksanaan hanya tiga PT saja yang melakukan registrasi ulang. “ sebenarnya ada 12 PT yang diiundang, tapi karena adanya kendala, yaitu masih banyak PT yang belum masuk aktif dalam perkuliahan dan adanya kompetisi lain di PT nya sendiri, menyebabkan banyak PT yang tidak jadi mengikuti kompetisi.”
Kompetisi MUSL ini merupakan kompetisi pertama yang dilaksanakan oleh UASB yang telah mendapatkan izin langsung dari rektor UM. Panitia merasa puas dengan kompetisi ini, sebab kompetisi ini merupakan even pertama bagi UASB. Kesiapan dari panitia pelaksana juga sudah siap dan matang, terlihat dari lancarnya kompetisi MUSL ini. Untuk sistem yang digunakan dalam pertandingan ini adalah sistem kompetisi penuh. “ Kan ada tiga tim yang bertanding, karena menggunakan sistem kompetisi penuh, setiap tim bertemu sebanyak dua kali, jadi total pertandingan adalah enam kali pertandingan. Penonton yang berada di tribun pemain juga terlihat tertib dan mematuhi aturan, mereka tidak melakukan hal-hal yang membuat jalannya pertandingan terganggu”  ujar Batra. (lnd/dev//gia)


Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.