Skip to main content

Tambahan Area Parkir PKPT UM



              Hari pertama kegiatan Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) Universitas Negeri Malang (UM) yang berlangsung Rabu (13/8) membuat fasilitas parkir gedung Graha Cakrawala (Graca) penuh. Central Park Graca sebagai pusat area parkir PKPT tidak cukup menampung ribuan kendaraan mahasiswa baru (Maba). Area parkir yang disediakan tidak berpusat pada satu area sehingga luapan kendaraan tidak mengganggu kerapian tata ruang UM. Beberapa titik yang disediakan sebagai tempat parkir kendaraan Maba: Central Park, tempat parkir Stadion Cakrawala, tempat parkir Fakultas Sastra, dan tempat parkir Fakultas MIPA.

                Berkaca dari pengalaman tahun lalu mengenai penataan parkir yang kurang bagus, UM berbenah diri dalam mengelola fasilitas yang cukup membebani ini. Menurut Erwin  sebagai petugas parkir yang berjaga di area parkir Stadion Cakrawala, persiapan area dan petugas yang di kerahkan selama PKPT berlangsung dilakukan empat bulan sebelumnya. Persiapan dilakukan secara matang jauh hari sebelumnya untuk menghindari kesemrawutan parkir kendaraan saat PKPT berlangsung. Selain itu, fasilitas parkir yang rampung direnovasi mempermudah penataan parkir sehingga parkir PKPT tahun ini terkendali.

                Area parkir yang tertata rapi dan aman tidak lepas dari peran  petugas parkir yang bersiaga disetiap titik area. Petugas parkir bekerja lebih dari waktu yang seharusnya untuk mengantisipasi beban penataan dan keamanan kendaraan maba. Tetapi penambahan jam kerja ini tidak dibarengi dengan penambahan upah bagi petugas parkir harian sehingga tarif parkir dinaikan. “Kalau hari biasa Rp.500,00 per motor kalau ada acara Rp.1000,00 tapi cuma pas ada acara saja, itupun disetujui atasan,” ujar Indra sebaagai salah satu petugas keamanan. (eva/ris/rdi/ril//ika)

*buletin hal.6. terbit edisi 14 Agustus 2014

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.