Skip to main content

Petugas Terlambat, Acara Ikut Terlambat



Hari kedua Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) Fakultas  Psikologi (FPPsi) yang dilaksakanpukul 06.00 sampai 13.00berjalan cukup lancar meski terjadi sedikit kendala yang mengakibatkan acara tidak bisa dimulai sesuai dengan rundown yang ditetapkan oleh fakultas . Hal tersebut diungkapkan oleh  Rian, selaku Ketua Pelaksana PKPT FPPsi “Kegiatan hari ini cukup lancar, walaupun sempat terjadi kemoloran waktu saat dimulainya acara, karena karyawan atau petugas yang bertanggung jawab membawa kunci datang terlambat dari waktu yang diharapkan panitia untuk persiapan sarana dan prasana sebelum dimulainya acara

Pihak karyawan atau petugas yang bertanggung jawab membawa kunci telah mengklarifikasi bahwa pihaknya sudah membuat janji dengan panitia sebelumnya  bahwa ia tidak bisa datang tepat waktu (pukul 05.30, red.) dikarenakan dirinya terbiasa berangkat dari rumah pukul 05.30. Alhasil, acara baru bisa dimulai pada pukul 05.45 Selain kendala, ditemukan pula beberapa Maba yang melanggar peraturan dan tata tertib seperti datang terlambat dan tidak membawa name tag

Pemberian sanksi untuk para pelanggar peraturan tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian (ringan,sedang,berat) yang berpengaruh pada jumlah esai yang mereka buat. (skm/hrm//gia)

*buletin hal.9. terbit edisi 16 Agustus 2014

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Carut Marut Tempat Parkir UM: Mulai Sempitnya Lahan hingga Uang Parkir buat Jajan

      Saat ini, transportasi sudah menjadi kebutuhan primer. Berbagai macam alat transportasi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, apalagi jika menempuh jarak yang cukup jauh. Salah satu alat transportasi paling populer di Indonesia adalah motor. Motor sangat populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Setiap fakultas memiliki tempat parkir sendiri-sendiri, namun tidak mewajibkan mahasiswanya untuk memarkirkan motor berdasarkan fakultas masing-masing. Anehnya, meskipun dalam satu fakultas, berbeda tempat parkir juga berbeda sistem pengelolaannya. Hal ini dapat kita lihat di tempat parkir Fakultas Sastra (FS). Seharusnya hanya motor yang dikenai biaya parkir, tapi sepeda pun dikenai biaya parkir. Meskipun jumlah sepeda tidak seberapa dibandingkan motor, tetapi tetap saja hal ini menyalahi aturan.