Skip to main content

Panitia FT Jadi Contoh Maba



Hari kedua PKPT FT berlangsung di gedung Graha Cakrawala. Meski para pimpinan dekan dan kajur terlambat sekitar 30 menit dari jadwal awal, acara tetap dimulai tanpa pimpinan agar rundown  PKPT FT tidak molor. Sebelum acara dimulai, sedikitnya 30 mahasiswa baru (Maba) terlambat. Tidak ada sanksi dari panitia. Maba yang terlambat mereka dicatat namanya kemudian nama-nama tersebut diserahkan ke pihak fakultas, sesuai dengan peraturan yang menyatakan bahwa keterlambatan Maba terakumulasi 20% tidak lulus PKPT sehingga mengulang lagi tahun depan. 

            Sebanyak 70 panitia yang terdiri dari BEM dan HMJ Teknik diwajibkan hadir pukul 05.00 pagi. Kemudian dilanjutkan dengan briefing 15 menit, gladi bersih 15 menit, lalu pengarahan Maba untuk masuk ke gedung. Trisman Hadi, Ketua BEM FT, mengaku sebanyak 80% panitia tepat waktu, sementara sisanya terlambat beberapa menit. Namun, keterlambatannya tidak melebihi Maba datang.  Hukuman panitia berupa push up.  “Untuk hukuman panitia sesuai ketentuan kemarin, kalo misal telat 1 menit dihukum push up 1 kali. Itu untuk panitia,” terang Hadi. “Saya tadi terlambat karena mencuci baju. Kemarin pulang malem soalnya. Hehe..,” kata Hesti, salah seorang panitia bagian sekretariat yang mengaku terlambat. Hesti juga menambahkan bahwa hukuman akan dilakukan pada waktu evaluasi. Alasannya, kondisi untuk menghukum panitia tidak memungkinkan dilakukan saat itu juga (pagi hari sebelum acara, red). 
 
            Sulis, Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF) Teknik menuturkan bahwa panitia tahun ini sudah bagus. Kalaupun terlambat, sudah pasti mendapatkan hukuman dalam bentuk push up karena sebelumnya sudah dicatat. PKPT 2014 oleh BEM FT melibatkan banyak Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Oleh sebab itu, FT lebih mendisiplinkan Panitia agar menjadi contoh bagi Maba. “Kita lebih menekankan kedisiplinan untuk kepanitiaan, karena kita juga melibatkan banyak Ormawa,”kata Hadi. (dsl/yrz//yna)
           
*buletin hal.6. terbit edisi 16 Agustus 2014

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.