Skip to main content

BEM FIP-FMIPA sebut Maba 2013 & 2014, Sebelas-Duabelas



PKPT hari pertama Maba disambut di gedung Graha Cakrawala UM sedangkan hari kedua digelar dimasing-masing fakultas. PKPT hari kedua, Kamis (14/8), di semua fakultas masih saja terlihat beberapa Maba datang terlambat. Seperti halnya maba yang berada di FIP dan FMIPA. Terlambatnya Maba ini sedikit-banyak juga dipengaruhi oleh sikap dan respon Maba terhadap PKPT.


FIP
Bagus, selaku ketua BEM FIP menerangkan bahwa Maba yang terlambat hari pertama hanya sebanyak 15 sampai 20 orang. Menurutnya, di hari kedua PKPT atau hari pertama PKPT fakultas lebih sedikit daripada hari pertama. Saat ditanya mengenai sanksi yang akan diberikan pihak BEM FIP pada Maba yang terlambat tersebut, Bagus mengatakan pihaknya baru sebatas mendokumentasikan data Maba yang terlambat dan belum akan menindaklanjuti hal tersebut. Bagus menambahi, masing-masing fakultas mempunyai kebijakan sendiri dalam menangani masalah Maba yang terlambat ini. 

Menurut Bagus, PKPT ini mendapat respon positif dari Maba di FIP. Dari kuisioner yang disebar DMF di hari pertama PKPT, Maba menilai manfaat PKPT kali ini lebih besar daripada ospek-ospek untuk Maba di lain universitas. “Mayoritas, setelah kita ambil sample, bagus. Sampai hari kedua ini, sikap keseluruhan Maba juga bagus. Semuanya bagus. Semoga saja hingga akhir nanti aman-aman saja,” kata Bagus. Di segi kedisiplinan, Maba FIP tahun 2013 dibandingkan dengan Maba tahun 2014 sama saja. “PKPT terkendali, kekhawatiran panitia jika akan banyak Maba yang akan datang terlambat karena waktu dimulainya acara yang begitu pagi juga tidak terbukti, karena hanya sedikit saja yang terlambat,” jelas Bagus.

FMIPA
            Di FMIPA, menurut Sakti, Ketua BEM FMIPA, PKPT di FMIPA berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala yang berarti. Maba yang terlambat sekitar 15 orang saja dari keseluruhan Maba FMIPA yang ada. Di PKPT hari kedua, hanya 2 Maba yang datang pukul 08.30 WIB. Setiap melakukan pelanggaran, Maba mendapat satu poin untuk dicatat dan dikenakan sanksi. Sanksi untuk Maba yang terlambat yaitu ditugasi membuat artikel yang temanya sesuai dengan jurusan masing-masing. “Jadi, tugas pun masih berbau akademik,”  kata Sakti. Sakti menjelaskan, dengan memberi banyak tugas, pihaknya berharap agar Maba kenal FMIPA, bahwa di FMIPA memang akan ada begitu banyak tugas. Kuliah pun bisa dari pagi hingga malam. “Biar tidak kaget. Maunya mendisiplinkan Maba sejak PKPT,” tandas Sakti.

            Sakti juga mengatakan bahwa kedisiplinan Maba FMIPA kurang. Menurut Sakti, kurangnya kedisiplinan itu, disebabkan oleh bawaan atau sifat yang terbentuk sejak lama dalam diri Maba. “Kalau menilai kedisiplinan Maba tahun lalu sama Maba yang sekarang ya susah. Ya, mungkin sebelas-dua belaslah,” pungkas Sakti. (evl//yna)

*buletin hal.4. terbit edisi 16 Agustus 2014
 

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.