Skip to main content

Fisik Bukan Utama, Pria Harus Perhatikan Hal Lain!*


Pernahkah anda berpikir apa yang menjadi daya pikat utama seorang pria? Apakah yang punya wajah berkarakter, tubuh atletis, wangi, berjambang, dan berpenampilan kece? Bisa jadi. Namun bukanlah yang utama. Atau bisa dibilang kriteria yang paling buncit lah. Sesosok pria yang ”hanya” mengutamakan fisiknya dalam mencari pasangan bisa jadi salah besar. Karena wanita zaman sekarang adalah wanita yang cerdas dan realistis. Maka pesona ragawi dan penampilan yang aduhai akan jadi sia-sia jikalau aspek yang ada di atasnya dikesampingkan.

Aspek apa yang ada di atas sifat fisik dan penampilan? Yaitu cara berpikir dan kepribadian yang menarik. Cara berpikir yang seperti apa yang dianggap menarik oleh kaum hawa? Tentunya cara berpikir yang matang dan juga out of the box. Cara berfikir seseorang apakah mainstream ataukah sedikit radikal yang mencari jalan terabasan baru, akan sangat menentukan bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam menghadapi suatu permasalahan yang ada. Dengan cara berpikir yang baik, merepresentasikan bahwa pria tersebut adalah orang yang berwawasan luas serta berpendidikan dan tidak apatis dengan ilmu-ilmu yang ada disekitarnya.

Ketika ia berpikir dengan jalan matang, akan terlihat sungguh menarik pria tersebut di mata sang wanita. Kadangkala, wanita memerlukan sesosok  mentor yang dapat diajak berdiskusi atau bercerita banyak hal. Namun, kadangkala juga sosok tersebut harus memiliki kedekatan emosional yang baik dengannya agar penyampaian masalah, ide, dan gagasan akan terlontar secara nyaman di antara keduanya. Nah, jadi sosok yang pas adalah pasangan masing-masing. Sang wanita akan merasa mempunyai pendamping yang siap membimbing dan dapat diandalkan.

 Apa yang menarik jika cara berpikir dia hanya biasa-biasa saja, ikut alur yang ada, biar aman. Bukan memburu kepuasan akan sesuatu yang menantang. Bukan. Namun, orang yang berilmu dengan yang yang tidak berilmu akan sangat berbeda cara berpikirnya. Tidak selamanya ini berhubungan dengan bangku perkuliahan, namun bagaimana ia sadar dan peduli akan ilmu-ilmu yang ada disekitarnya. Cara berpikir yang baik, matang, serta kritis jelas menunujukkan ia adalah orang yang peduli serta tertarik dengan berbagai wacana yang ada di lingkungannya dan pengkonsumsi buku. Bukan saja buku mata kuliah, tetapi lebih kepada buku yang memberi vitamin pada otak. Dan itu menarik.

Menurut penulis pribadi, orang yang punya cara berpikir yang menarik dan bagus akan terlihat lebih ganteng sekian persen dari pada aslinya. Karena ganteng tidak ganteng adalah sebuah persepsi yang didasari oleh nilai subjektifisme. Nilai subjektifisme ini sendiri dapat berubah sewaktu-waktu akibat suatu pengaruh. Dan salah satunya adalah hal di atas.

Kedua, daya tarik yang tak kalah penting adalah kepribadian. Ini sangatlah mendasar. Kenapa? Karena ia sangat berhubungan dengan bagaimana seseorang memperlakukan orang lain. Contohnya adalah apakah ia penyabar, amanah, jujur, setia, humoris, serius, atau temperamental. Memang setiap orang mempunyai kriteria masing-masing. Namun wanita mana sih yang tidak mau jika pasangannya adalah orang yang penyabar, pengertian, jujur, setia, dan bertanggung jawab. Semua pasti juga setuju. Salah satu hal yang fundamental adalah, seorang pria dengan kepribadian tertentu, akan memperlakukan si wanita dengan cara tertentu pula sesuai kepribadiannya. Inilah yang harus diperhatikan sang wanita. Tentunya pembawaan diri yang mengindikasikan kepribadian haruslah ditunjukkan secara normal dan natural.

Mengenai kepribadian yang sifatnya lebih khusus misalnya humoris atau penseriusan, maka itu adalah terserah si wanita. Tergantung pada selera masing-masing. Tapi kebanyakan wanita suka pada pria yang humoris, tetapi bukannya yang menganggap lelucon semua hal. Karena dia akan mampu membawa sikap ceria dan dapat mencairkan suasana ketika bersama pasangannya. Hidup akan selalu dipenuhi gelak tawa. Barangkali.

Nah, ketika kriteria di atas terpenuhi, maka faktor fisik adalah hal yang paling menentukan kemudian. Sebab tidak dipungkiri itu adalah nilai yang sangat plus dari seorang pria bagi wanita. Jadi, bukannya fisik dan penampilan tidak penting untuk diperhatikan, namun bukanlah menjadi hal yang utama. Karena sesungguhnya yang menentukan kualitas diri bukannya fisik, tapi bagaimana cara berpikir serta  kepribadian kita. Dan itulah yang dipandang wanita sebagai daya pikat utama dari seorang pria.


 *Oleh: Ahlam Aliatul Rahma (Peserta magang LPM SIAR 2014)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.