Tahun ini, Pemilu Raya (Pemira) 2014
kembali dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, calon presiden mahasiswa (presma) hanya satu pasang saja, meski
waktu pendaftaran telah diperpanjang. Tidak hanya calon presma yang kurang
animo, melainkan calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) juga sepi peminat.
“FPPsi hanya satu orang yang mencalonkan diri sebagai DPM yaitu bernama Azizah
Fajar Islam” Kata Ery dan Dwi sebagai penjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS) di
FPPsi. Tidak hanya itu, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di FPPsi minim
partisipasi. Berbagai alasan timbul yang dikemukakan oleh beberapa mahasiswa
FPPsi diantaranya adalah soal ketidaktahuan bahwa pada tanggal 20 yang lalu merupakan
hari pencoblosan, selain itu juga beberapa mahasiswa FPPsi tidak mengetahui
latar belakang serta visi misi calon presma. (aak/avz)
Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.
Comments
Post a Comment