Rabu, 11
november 2013 Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan
PEMIRA FE UM 2014. Pemira tahun ini berbeda dengan tahun yang sebelumnya, yang
terbukti dengan antusiasnya mahasiswa dalam mengikuti pemira ini. Banyak dari
mereka yang berbondong-bondong ke tempat pemilihan untuk menyuarakan suara
mereka sehingga pemira periode ini kesannya lebih “rame” jika dibandingkan
dengan tahun lalu. Tidak hanya itu pemilihan saat ini juga bisa dibilang sangat
kompetitif yang pada akhirnya terjadi ketidak sportifan karena terbukti dengan adanya
permasalahan yang cukup kompleks yang terjadi selama masa kampanye dan juga
pada saat hari H pemilihan.
Permasalahan
yang pertama adalah muncul pada saat hari H pemilihan ada sebuah selebaran yang
berisi tentang pelet dalam pemilu dan terlibatnya mahluk-mahluk gaib didalam
pemira ini. Dalam selebaran yang berjudul “NYI PELET IKUT PEMILU?” tersebut
berisi tentang ajakan agar mahasiswa lebih kritis dalam memilih pemimpin yang
unggul. beredarnya isu-isu negatif yang selama
masa kampanye menyebar yaitu adanya isu
tentang calon ketua BEM no.1 telah diguna-guna atau di santet oleh calon ketua
BEM yang lain sehingga banyak yang menyebutkan bahwa isu ini adalah isu
terlibatnya mahluk-mahluk gaib didalam pemira karena menggunakan Nyi pelet.
Namun setelah dikroscek ternyata calon
ketua BEM no.1 dalam keadaan baik-baik saja tidak seperti isu yang beredar. dan
juga ada pihak yang telah mengkroscek calon ketua bem lain yang dituduh telah
mensantet calon ketua bem no.1 yang hasilnya tuduhan tersebut tidak terbukti
kebenarannya dan hanya sekedar isu belaka. Isu-isu negatif seperti ini sering
kali terjadi pada masa pemira untuk menjatuhkan dan menaikkan suara calon lainnya.
Dan ternyata hal tersebut hanyalah sebuah isu semata yang tujuannya untuk
menaikkan calon dan juga menjatuhkan lawan.
Selebaran tersebut masih belum
diketahui siapa yang menyebarkannya. Namun ada yang mengatakan bahwa selebaran
tersebut berasal dari salah satu OMEK yang ditujukan untuk ia sendiri hanya
untuk mencari sensasi yang dapat menaikkan suara dan memprovokasi calon yang
lainnya. Selebaran tersebut telah tersebar disetiap kelas FE pada saat kelas
pertama dimulai, kemungkinan besar selebaran itu disebarkan sebelum mahasiswa
masuk kelas pada jam pertama dimulai. Ada beberapa orang yang mencoba
mengkroscek ke CCTV fakultas untuk mengetahui sebenarnya siapa yang meletakkan
dan menyebarkannya kesetiap kelas di FE dan hasilnya pun pada hari itu ternyata
CCTVnya mati sehingga mereka tidak mengetahui siapa yang meletakkannya.
Permasalahan yang kedua adalah pada saat
Pemira muncul masalah money politik yang dilakukan oleh salah satu calon untuk
mendapatkan suara sehingga ada calon ketua lainnya yang melaporkan hal tersebut
kepada KPF karena menurutnya hal tersebut termasuk pelanggaran dalam pemira dan
mengharapkan calon yang melakukan money politik tersebut mendapatkan potongan
suara pada saat perhitungan, namun ternyata calon yang melakukan money politik
tersebut tidak mendapatkan potongan suara meskipun sang pelapor telah memiliki
2 orang saksi dan juga 1 barang bukti yang dimana dalam hukum hal tersebut
telah cukup kuat untuk menjadikan lawan menjadi pihak yang terdakwa bersalah.
namun menurut salah satu anggota KPF menyatakan bahwa 2 orang saksi dan 1
barang bukti tersebut tidak cukup kuat sehingga pihak yang dituduh tidak
mendapatkan sangsi apapun. Menurutnya, KPF menginginkan bukti yang akurat
seperti bukti hasil rekaman ataupun foto pada saat melakukan money politik tersebut
jika seperti itu maka KPF akan menindak lanjuti. Bahkan calon yang dituduh
melakukan money politik pun disumpah al-quran oleh KPF untuk membuktikan
kebenarannya bahwa mereka tidak melakukan money politik tersebut.
Dalam pemilu
permasalahan seperti ini sering kali terjadi karena adanya paham menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan posisi yang diinginkan sehingga muncullah
kampanye-kampanye negatif yang dilakukan untuk mencapai posisi tersebut.lia
Comments
Post a Comment