Skip to main content

UM Kembangkan Pusat Bisnis

UM Kembangkan Pusat Bisnis
Pada dasarnya Universitas Negeri Malang (UM) memiliki 4 organ di dalam kampus, yaitu Rektor, Senat Akademik, Satuan Pengawas Internal (SPI), dan Pusat Bisnis UM. Salah satu dari organ universitas itu adalah Pusat Bisnis UM yang saat ini bertugas untuk mengelola tiga gedung, di antaranya gedung Graha Cakrawala, Sasana Krida, dan Sasana Budaya. Ketiga gedung itu dikelola dan dipasarkan secara profesional oleh Pusat Bisnis UM.  “Untuk sementara ini, Pusat Bisnis hanya mengelola ketiga gedung itu, tapi insyallah ke depannya, mungkin tahun depan Pusat Bisnis akan mengelola penerbitan (UM Press, red) dan sarana olahraga yang meliputi stadion, kolam renang, dan lapangan tenis,” tutur Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed selaku Wakil Rektor IV.
Banyak kabar yang beredar bahwa UM akan membangun hotel, rumah sakit, dan lain-lain. Menurut Wakil Rektor IV, kabar itu tidak benar adanya karena sampai kapanpun UM tidak akan membangun rumah sakit karena pada notabene-nya UM adalah The learning University. Untuk pembangunan hotel itu tidak tepat, yang lebih tepat adalah Pusat Bisnis akan merenovasi dan melakukan perbaikan Wisma Tumapel yang dulu bernama adalah Wisma IKIP dan setelah direnovasi nama tersebut akan diubah lagi menjadi Graha Tumapel. Wisma Tumapel ini direnovasi untuk kegiatan akademik dan non akademik, dimana pada hari senin hingga hari jumat digunakan untuk keperluan perkuliahan sebagian mahasiswa S2 dan S3. Sedang untuk hari sabtu dan minggu diambil alih oleh Pusat Bisnis yang digunakan untuk menerima tamu.” Seharusnya Wisma yang digunakan untuk penginapan satu malam dan sebagian diperuntukkan bagi tamu atau masyarakat sekitar.” lanjut Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed
Pusat Bisnis UM saat ini masih belum memiliki direktur. Namun, posisi direktur ini dirangkap oleh Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed yaitu Wakil Rektor IV. Menurut susunan organisasi posisi ketua Pusat Bisnis berada di bawah rektor, selanjutnya di bawah ketua pusat bisnis ada manajer pemasaran, manajer pengelolaan, dan manajer sarana prasarana dan keamanan. Pusat Bisnis ini hanya melakukan pemasaran saja tanpa menerima laba dari konsumen, karena pendapatan dari ketiga gedung yang mereka kelola langsung masuk ke rekening rektor. Menurut Wakil Rektor IV,  bisnis yang dilakukan oleh Pusat Bisnis UM merupakan bisnis yang tidak murni bisnis, tidak seperti seorang yang berjualan pada umumnya, karena uang dari konsumen akan masuk ke rekening UM, Pusat Bisnis hanya mengkoordinasi aset-aset UM yang bisa disewakan ke orang lain saja.

“Saat ini Pusat Bisnis belum ada rencana untuk melakukan pembangunan yang lain karena gak punya lahan dan itu juga termasuk biaya mahal, namun yang segera Pusat Bisnis menginginkan untuk tahun 2014 bisa merealisasikan pembangunan Plaza Akademik, yang dimana Plaza Akademik ini adalah toko yang menjual barang suvenir-suvenir lengkap UM yang akan dibangun di bekas asrama putri yang sekarang masih digunakan sebagai tempat perkuliahan mahasiswa Sastra.” jelas beliau.


Karena banyak beredar kabar, seperti UM akan membangun rumah sakit, hotel dan lain-lainnya itu tidak benar. Kabar tentang pembangunan rumah sakit itu mungkin datang karena UM membuka jurusan baru yaitu jurusan Kesehatan Masyarakat di Fakultas Ilmu Keolahragaan, yang banyak mahasiswa mengartikan bahwa itu adalah cikal bakal jurusan Kedokteran, yang memungkinkan UM akan membangun sebuah rumah sakit. “Sebenarnya yang diproyeksikan oleh pihak kampus adalah adanya Fakultas Perhotelan Dan Pariwisata, bukan Kedokteran karena tidak ada pembicaraan tentang Kedokteran dan pembangunan rumah sakit dari pihak kampus.” tutur Wakil Rektor IV saat ditemui di PTIK. (lia/ain)

*buletin hal 5. Terbit 21 Oktober 2013

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.