Skip to main content

Puisi: Tragedi


Tatap Pertama Permata

Ketika Kaki Kiri Menginjak Kaki Kanannya


Kaki Kanan Menginjak Tangan Kanannya

Tangan Kanan Mencekik Tangan Kirinya

Tangan Kiri Mencekik Lehernyanya Sendiri

Bukan Ditindas Hanya Dibodohi

Bukan Dibunuh Hanya Dikuliti

Berdiri Setengah Hidup

Tidak Bernyawa Hanya Beraga

Tidak Menatap Hanya Menerawang

Tidak Beratap Hanya Beralas

Kutukkan Merajai Dasar Kerancuan

Penjajahan Tanpa Dasar

Dimulai Tanpa Akhir Karir Dimana Puncak


Menilik Rasa Menilik Tragedi

Oleh: Akmaliyah Ali Romadhoni

*buletin hal 10. Terbit 21 Oktober 2013

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.