Skip to main content

Pelanggaran Maba FT


Hari Ketiga Perkenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) di UM memiliki salah satu agenda demo UKM oleh UKM-UKM yang belum beraksi pada hari pertama PKPT. Selain itu, hari ini suasana lebih santai dari hari sebelumnya dengan penggunaaan dresscodebebas.“Meskipun hari sebelumnya telah dihimbau untuk menggunakan kemeja berkerah rapi bersepatu, tetapi ternyataada beberapa Maba yang masih menggunakan baju berbahan kaos, anak perempuan yang menggunakan sepatu cantik, juga memakai topi balaklavaseakan mereka mau bertamasya ke Bromo” Sesal Fitri selaku DMF FT.

Dresscode bebas tapi harus rapi, rapi disini maksudnya adalah memakai kemeja namun ada juga yang memakai kaos yang nantinya akan mendapatkan sanksi” Kata Riki saat sebagai salah satu anggota DMF FT. “Sementara itu maba yang memakai kaos hanya diperingatkan saja karena BEM sendiri masih belum tau bagaimana cara menindaklanjutinya,namun untuk hari berikutnya akan diberikan sanksi. Bebas disini masih belum berarti bebas yang sebenarnya, karena masih harus mengikuti aturan berpakaian ke kampus” Komentar Riki tentang persoalan dresscode hari ketiga PKPT.

Masih soal penampilan yang tidak rapi, aturan rambut rapi sepanjang 2cm juga tidak ditindaklanjuti. “Saya kecewa, saya harus memotong rambut saya karena takut dengan aturan yang telah ditentukan. Tapi nyatannya ada anak yang masuk dengan rambut yang bisa dibilang gondrong dan dia tidak diberi sanksi.” Kata Vici salah satu maba dari Fakultas Teknik (FT). Hari ketiga PKPT masih menunjukkan perilaku tidak kooperatif Maba seperti anak yang tidur dalam ruangan, mengobrol sendiri, bahkan menggunakan headset saat sesi pemeteri  menerangkan berlangsung. Mereka yang melakukan pelanggaran ini hanya mendapat terguran sementara.

Ada pula masalah yang terjadi di FT terkait perilaku yang terlihat secara kasat mata, seperti  dua orang maba yang terpergok merokok di kamar mandi. “Awalnya mereka izin kekamarmandi namun karena panitia merasa mereka terlalu lama tidak kembali, akhirnya panitia melihat kondisi dikamar mandi. Alhasil panitia menemukan dua Maba yang sedang mengobrol sambil menghisap putung rokok. Kejadian ini kemudian diserahkan oleh panitia pelaksana di tempat kepada panitia penyelenggara fakultas (PPF)” Jelas Fitri saat ditemu disela-sela kesibukannya.

“Kita telah menyerahkan kejadian ini kepada PPF, namun tindakan selanjutnya masih dalam tahap pencatatan nama dan akan dipertimbangkan di hari terakkhir” Tambah Fitri sebagai anggota DMF. Dari semua pelanggaran yang telah terjadi ini, para pelanggar hanya mendapat teguran tanpa sanksi tegas dari para panitia. Himbauan tentang aturan kembali diberlakukan hari ini termasuk sanksi yang diberikan.(aar/lia//avz)


*buletin hal.4. Tanggal terbit 23 Agustus 2013 

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.