Skip to main content

Merasa Dikesampingkan BEM FT Sempat Mogok


            Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT)  yang setiap tahun diadakan untuk menyambut kedatangan Mahasiswa Baru (Maba) UM dilaksanakan mulai hari ini, Rabu (19/8). “Tahun ini dan tahun kemarin sangat berbeda jauh. Jika tahun-tahun sebelumnya PKPT dipanitiai oleh BEM, tahun ini BEM tidak mempunyai campur tangan untuk penyusunannya. Bahakan awal pembentukannya BEM hanya mendapat 3 pekerjaan, mengepack buku, jaga presensi dan operator LCD.” kata Eko Prassetyo, ketua BEM FT.

Tahun ini, BEMFA tidak mendapatkan dana untuk pelaksanaannya. Pembentukan panitianya juga menghadapi masalah, bahkan pihak BEMFA sempat mengeluarkan surat pengunduran diri menjadi kepanitiaan PKPT kepada pihak fakultas dikarenakan adanya tuntutan BEMFA tentang kuota kepanitiaan yang akan dibentuk. “Setelah rembukan dengan Ormawa, HMJ, DPM apabila kuota anggota panitia tidak sesuai dengan keinginan, kita tidak berangkat,jelas ketua BEM FT.

Pihak Universitas memberi kuota sebanyak 30 orang, sementara BEMFA menghendaki 47 orang. Namun, akhirnya pihak Universitas menyetujui permintaan BEMFA  untuk membentuk panitia dengan jumlah kuota 47 orang. Pihak Universitas melaksanakan PKPT bahkan tanpa mempertimbangkan pendapat sekecil apapun dari BEMFA. Kerja BEMFA tahun ini hanya sebagai pembantu pihak Universitas untuk menyelenggarakan PKPT dalam fakultas masing-masing. Keadaan ini awalnya ditetang oleh anggota BEM FT, tapi berakhir dengan pihak BEM FT sepakat untuk mengikuti kebijakan yang dibuat pihak Universitas dalam pelaksanan PKPT tahun 2013 ini. Hal tersebut dikarenakan  PKPT diadakan dengan tujuan untuk membantu memudahkan Maba beradaptasi dengan lingkungan universitas. Dengan demikian, pihak BEM FT tetap melaksanakan tugasnya untuk membantu melancarkan kegiatan tersebut. (aar/lia//den/vga)

*buletin hal.3. Tanggal terbit 20 Agustus 2013


Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.