Skip to main content

Mengintip Hari Kedua PKPT di FE


Hari kedua PKPT (20/8) dilakukan di fakultas masing-masing. Di FE, panitia sudah berkumpul sejak pukul 05.00 pagi dan mulai berada di depan gedung-gedung tempat pelaksanaan PKPT pukul 05.30. Hal ini dikarenakan hari ini adalah hari pertama bagi mahasiswa baru untuk memasuki gedung FE. “Ini menjadi kendala karena tidak ada pembarisan,” kata Achmad Afandi Ketua BEM FE.

Tidak adanya pembarisan dan apel pada pagi hari seperti PKPT sebelumnya, membuat mahasiswa banyak yang terlambat susah dikondisikan.” Rambutnya gondrong-gondrong, banyak yang terlambat, dan juga banyak yang membawa rokok,” kata Kevin ketua pelaksana PKPT FE  UM. Beda dengan PKPT sebelumnya, mahasiswa baru yang terlambat akan diperingatkan dan diberi nasihat oleh panitia tanpa ada tekanan yang berlebihan. Sedangkan rokok, akan disita oleh panitia dan akan dikembalikan lagi setelah kegiatan PKPT usai.

Keseluruhan rundown acara telah disusun oleh pejabat fakultas dan panita pelaksana hanya melaksanakan rundown yang telah tersusun. Jika dibutuhkan dana, maka panitia mengajukan surat kepada pihak fakultas. Konsumsi untuk peserta dan panitia PKPT diatur juga oleh pihak fakultas sehingga panitia tinggal mengambil dan mendistribusikan. Kegiatan hari kedua kali ini adalah perkenalan dengan pimpinan dan ketua Ormawa fakultas, materi tata tertib kehidupan kampus, Pola Pengembangan Kemahasiswaan & OPM Universitas, Keuniversitasan & Kefakultasan, dan Pengembangan Karya Ilmiah Mahasiswa. Untuk mengatasi kebosanan ketika pemberian materi, panitia meminta peserta PKPT untuk membuat yel-yel dan ada jargon FE. “Hai FE? Hai Kakak... Up date status dulu”.  “Peserta PKPT juga sangat antusias dan semangat saat pengucapan yel-yel dan jargon,” ucap Mirwan Abarrizal Wimas selaku Koordinator Acara PKPT. (Nvi//ald)

*buletin hal.11. Tanggal 21 Agustus 2013

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.