Rektor
UM dalam pidatonya mengatakan
bahwa PKPT tahun 2013 bertema PKPT Berbasis Kelas. Hal serupa juga
dituturkan Delon Akbar Taradipa, selaku ketua Dewan Perwakilan mahasiswa (DPM).
“Pada PKPT tahun ini, Maba dibebaskan dari segala bentuk tugas yang
tidak relevan dengan bidang akademis, tidak ada bentak-bentakan, dan tidak ada
baris-berbaris.”
Menurut Delon,
dengan adanya kebijakan PKPT Berbasis Kelas, PKPT semakin ringan. Tingkah laku
mahasiswa jadi tidak sopan. Baju para peserta tidak rapi, rambut disemir, ada
yang mengenakan celana jeans, sepatu acak-acakan,
bahkan ada yang merokok. Delon mengaku bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan sebab dari atasan sudah ada kebijakan bahwa
pada PKPT tahun ini tidak boleh ada tugas dan sanksi apa pun bahkan jika dari
panitia ada yang membentak, maka panitia yang dikenai hukuman. “BEM dan DPM
hanya jadi panitia pelaksana teknis, tidak bisa membuat konsep,” jelas Delon.
Lebih dari 43 Maba yang terlambat dalam mengikuti acara pada hari pertama Senin
(19/8) dengan berbagai alasan, misalnya saja karena bangun kesiangan dan
terkena macet. Ain dan Dika, dua dari sekian mahasiswa baru
yang terlambat mngungkapkan alasan mereka datang terlambat. “Kakek kandung saya
meninggal pagi ini,” kata Ain. Sedangkan Dika mengaku terlambat karena bangun
kesiangan.
Nilam, salah seorang personil Resimen Mahasiswa
(Menwa) yang bertugas mengatakan, “Yang
tidak boleh masuk hanya
mereka yang
terlambat. Pintu ditutup pukul 06.30 WIB. Peserta yang tidak memakai topi,
dasi, atau almamater asalkan tidak terlambat boleh masuk.”
Saat dikonfirmasi perihal sanksi yang diberikan
untuk Maba yang terlambat, menurut Rohman anggota Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Negeri Malang (BEM U) dari Sie Humas,“PKPT pada tahun ini berbasis
kelas, jadi tidak akan ada sanksi yang diberikan untuk para Maba yang
terlambat, hanya saja mahasiswa yang terlambat tidak diperkenankan masuk
terlebih dahulu karena upacara yang dianggap sakral sedang berlangsung”. Di samping itu pihak dari BEM hanya
menjalankan apa yang diperintahkan oleh pihak rektorat saja dan tidak
diperkenankan untuk memberikan sanksi maupun hukuman.
Menurut Presiden Mahasiswa, Yuris Indria
P., ”PKPT
pada tahun ini sebenarnya akan dibuat seperti PKPT Politeknik Negeri Malang
(Polinema) yang melibatkan pihak militer, akan tetapi setelah mengalami beberapa
wacana, rapat, dan diskusi oleh para pejabat rektorat akhirnya diputuskanlah PKPT
berbasis kelas”. Dengan keadaan demikian, pihak rektorat hanya merupakan pihak yang
mengontrol dan mengatur PKPT tersebut, sedangkan pihak BEM hanya digunakan
sebagai penyeimbang saja. Akan tetapi, dari penetapan
pelaksanaan PKPT ini masih banyak yang tidak puas akan adanya PKPT berbasis
kelas ini, pasalnya harus diadakan adaptasi lagi dari PKPT pada tahun
sebelumnya. Di samping itu,
jumlah Maba yang sangat banyak juga membuat daya tampung gedung menjadi overload sehingga banyak Maba yang duduk
di depan ruangan.
Ketua
BEM UM menjelaskan bahwa PKPT UM tahun 2013 diikuti oleh 7.070 mahasiswa dengan
rincian 7.049 merupakan mahasiswa baru dan sisanya merupakan mahasiswa lama
yang belum mengikuti PKPT. Menurut Yuris, pihak UM berani mengambil mahasiswa
baru banyak, padahal kapasitas Graha Cakrawala tidak mencukupi. Akibatnya, banyak
peserta yang di luar ruang. Banyak mahasiswa baru yang sakit dan pingsan.(ind/ yna //pit/aft)
*buletin hal.1. Tanggal terbit 20 Agustus 2013
Comments
Post a Comment