Skip to main content

DMF Gantikan Peran DPM


Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT), Universitas Negeri Malang (UM) hari kedua (20/8) tampak sepi. Kebijakan Rektor pada pelaksanaan PKPT tahun ini berbasis kelas, menjadi penyebab jalan di sekitar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sepi dari Mahasiswa baru (Maba), tertinggal segelintir mahasiswa lama dan beberapa panitia PKPT. Tak nampak seragam bertuliskan DPM UM.

Saat dikonfirmasi pada Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF) FMIPA, ia mengatakan Peraturan PKPT tahun 2013 yang diputuskan pada Rapat Pimpinan (Rapim) terakhir, pengawasan hanya dari Rektorat, tidak ada pengawasan dari mahasiswa sehingga menyebabkan DPM tidak ada yang turun ke Fakultas. “Kemarin saya juga nunggu undang-undang dari DPM mengenai PKPT, tapi karena peraturan dari rektorat pengawasan dilakukan langsung oleh pihak Rektorat, maka DPM tidak mengeluarkan undang-undang.ucap perempuan bernama lengkap Ramandhita ini.

Akibat hasil keputusan tersebut (Rapim-red), FMIPA mengadakan Rapim untuk membahas PKPT khusus FMIPA sendiri. Rapim tersebut menghasilkan keputusan DMF FMIPA bertugas sebagai pengawas PKPT 2013. “Dari BEM FMIPA sendiri meminta kepada DMF sebagai pengawas PKPT di fakultas.”  sambungnya.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pengawasan dilakukan oleh Dewan Mahasiswa dan DPM, DMF juga mengawasi karena dari DPM memang undang-undang yang mengatur cara mengawasi. Tapi, tahun ini DPM tidak mengeluarkan Undang-Undang karena dari peraturan rektorat tidak ada pengawasan sama sekali dari mahasiswa. Sehingga pedoman DMF sebagai pengawas ditentukan di Rapim Fakultas. Salah satu tugas DMF -selain pengawas panitia- yakni mengamankan berlangsungnya acara PKPT.

DMF sebagai pengawas fakultas hanya berwenang mengawasi jika ada pelanggaran yang dilakukan panitia, maka DMF wajib melaporkan kepada Wakil Dekan III untuk ditindaklanjuti Pihak Rektorat.  “DMF hanya berwenang mengawasi, untuk yang memberi sanksi yang membuat aturan, tapi kita nanti membuat laporan ke fakultas.” pungkas gadis yang akrab disapa Rama ini.(mei//ain)


*buletin halaman 10. Tanggal terbit 21 Agustus 2013

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.