Skip to main content

Dekan FIS Angkat Bicara


            Ditemui ketika sedang berdiskusi tentang penyebaran selebaran yang dilakukan oleh beberapa UKM dengan DMF FIS, Prof. DR. Haryono M.Pd. selaku dekan FIS mengungkapkan, “BEM U seharusnya tidak melarang penyebaran selebaran. Mereka seharusnya hanya melarang beredarnya selebaran yang berisi kalimat provokatif.” Prof. Haryono menjelaskan bahwa selebaran itu penting, hal tersebut mengacu pada sejarah bahwa salah satu cara para pejuang bangsa terdahulu untuk mengupayakan kemerdekaan Indonesia adalah dengan menyebarkan selebaran-selebaran. Oleh karena itu, ketika sebuah selebaran berisi suatu hal yang sifatnya positif maka itu sah-sah saja, begitu juga pungkasnya. Pernyataan beliau ini berkaitan dengan pelarangan mahasiswa baru untuk menerima semua jenis selabran oleh BEM U.

            Selain itu, ketika diminta untuk menanggapi masalah pelarangan membawa koran untuk alas duduk Maba pada Senin (19/8) Beliau berpendapat, “Jangan mentang-mentang jadi BEM di universitas kemudian mau mengatur segala-galanya. Mereka harus melihat koteks FIS terlebih dahulu sebagai fakultas yang masih banyak kekurangan seperti fasilitas, sarana-prasarana, dan lain sebagainya.”

            Selain mengomentari beberapa masalah tersebut, Beliau juga berpesan kepada semua anggota BEM U, “UM itu milik bersama. Jadi, tidak boleh ada kavling-kavlingan sehingga ketika ada suatu permasalahan harus diselesaikan dengan jalan berdialog. Jangan sampai karena merasa berkuasa, mereka itu tidak melibatkan orang lain. Karena eksistensi mereka itu bisa terbentuk hanya kalau ada dukungan dari BEMFA. BEM U seharusnya menjadi pemimpin yang baik bagi setiap BEMFA, jangan sampai seperti kejadian di Graha Cakrawala yang menganggap itu adalah wilayah kekuasaan mereka sehingga mereka tidak mau melibatkan pihak BEMFA.” Pesan yang disampaikan beliau cukup beralasan karena hanya beberapa orang dari BEMFA saja yang bisa masuk ke Graha Cakrawala. (fhm//vga)


            *buletin hal.3. Tanggal terbit 23 Agustus 2013

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.