Skip to main content

Transparansi Dunia Edukasi



Transparansi Dunia Edukasi
*Zakia

Picture by: Pixabay.com


Kala pena berbicara dari masa ke masa
Mengantar perubahan dan terbungkus pada fakta
Revolusi pendidikan benar adanya
Semakin menghujan dalam fluktuatif cerita
Tertuang pada lembaran tak bermuara

Belenggu sebuah negeri di era kini
Saat terjalar arus globalisasi
Makna lestari jarang di temui
Jujur hanyalah sebuah ilusi
Mencipta gengsi menjadi tren saat ini
Mengakibatkan krisis kepercayaan yang kian menjadi

Balutan kelas sosial dan intelektual
Berujung ketimpangan yang demikian vital
Menggerus nilai kearifan lokal dan moral
Menjadikan perspektif tak berunsur loyal
Ekspektasi yang tak menghendaki gagal
Membuat cara terubah halal

Pundi rupiah mulai bermain dan menari
Senjata utama dalam melancarkan strategi
Menghiasi komponen dunia edukasi
Membuat elemen transparansi semakin sulit terealisasi
Nampak dari perebutan kursi kala kompetisi


Begitu ironi suatu kondisi semacam ini
Menyulut emosi jutaan insani
Akibat ulah tangan tak berbekal religi
Mendewakan kekuasaan yang tak abadi

Kala coretan ambisi gila merajalela
Mengalahkan sosok sosok pejuang hakiki yang tak berdosa
Mereka hanya bertumpu pada ikhtiar dan doa
Dalam melawan rotasi hidup yang gelap warna

Kini, salahkah jika mereka bertanya dan meminta jawaban
Menuntut keadilan di sudut pendidikan
Mengharapkan inovasi baru ada di sisi kehidupan
Sehingga tiada lagi manusia yang tertekan 

*Penulis adalah Pegiat LPM Siar UKMP UM

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.