Skip to main content

Panggung Graha Cakrawala Bertabur Prestasi



Panggung Graha Cakrawala Bertabur Prestasi



Universitas Negeri Malang (UM) – Grand Final pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) 2017 dilaksanakan meriah di Gedung Graha Cakrawala (Gracak) pada Selasa, (18/4). Mawapres kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pertama kalinya diselanggarakan dengan meriah di gedung Gracak dan mendatangkan guest star karena pada tahun sebelumnya hanya diadakan secara sederhana tanpa harus maju di atas panggung.

Dalam sambutannya, Ahmad Rofi'udin, Rektor UM,  mengatakan bahwa siapapun yang berhasil meraih juara tujuan akhirnya adalah untuk menorehkan prestasi tidak hanya di tingkat Malang, namun juga nasional. "Kita ingin menunjukkan pada Indonesia bahwa UM itu ada, UM bisa, dan dapat menorehkan tinta emas," ucap Rofi'udin. Selain itu, kegiatan ini untuk mencari keseimbangan dalam segi aktivitas intelektual,  moral, dan sosial sehingga mahasiswa dapat menyeimbangkan kemampuannya baik di bidang akademik maupun nonakademik. Oleh karena itu, kegiatan pemilihan Mawapres rutin diselenggarakan dari tahun ke tahun.

Seleksi yang diterapkan dalam pemilihan Mawapres cukup panjang. Tes awal dilaksanakan di setiap fakultas hingga didapat tiga delegasi terbaik, yang nantinya akan bersaing secara sehat di atas panggung. Mereka bersaing dalam memperebutkan gelar juara 1, 2, dan 3 tingkat fakultas, juara 1, 2, dan 3 tingkat universitas, juara favorit tingkat universitas, dan juara berbakat tingkat universitas. Dalam penyeleksian tersebut mahasiswa diberikan beberapa tes, diantaranya tes kepribadian, Karya Tulis Ilmiah (KTI), presentasi KTI bahasa Indonesia,  tes tulis bahasa Inggris , tes bahasa Inggris aktif, penilaian presentasi, grand final  presentasi KTI bahasa Indonesia, dan question dari dewan juri.

Tahapan panjang yang telah dilalui 26 peserta, selanjutnya akan membuahkan sepuluh besar terbaik. Kemudian diseleksi lagi menjadi lima besar, tiga mahasiswa dari program sarjana dan dua mahasiswa dari program diploma. Setelah melalui seleksi yang cukup panjang dan ketat, akhirnya terpilihlah juara Mawapres UM 2017.

Juara pertama  program sarjana berhasil diraih oleh Tsania Nur Diana, mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, juara kedua diraih oleh Shovi Maryam, mahasiswi Fakultas Sastra, dan juaran ketiga diraih oleh Reika Ariyani, mahasiswi Fakultas Pendidikan Psikologi. Untuk program diploma juara pertama berhasil diraih oleh Wahyu Eka Nur Handini dari Fakultas Sastra. Sedangkan Mawapres katagori berbakat diraih oleh Nuriyatul Hidayat dari Fakultas Sastra dan untuk katagori favorit diraih oleh Yoga Satria Aji Kuncoro dari Fakultas Ekonomi. Selain pertunjukan dari para mahasiswa berprestasi acara ini juga dimeriahkan oleh Organisasi Pecinta Musik (Opus)  275 UM, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Swara Satata Cakti UM, dan ditutup oleh guest star, Sumber Kencono. (bia//hna)

Comments

Popular posts from this blog

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.