Skip to main content

Tak Ada Perintah, Prediksi Keamanan PKKMB pun Jadi





Banyak persiapan yang dilakukan oleh BEM universitas beserta jajarannya dalam rangka Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Sebaliknya, hal ini tidak tampak di bagian pos keamanan Universitas Negeri Malang. Tidak ada persiapan khusus yang dilaksanakan oleh bagian keamanan kampus.
“Belum ada perintah dari Kepala Sub Bagian (Kasubbag), jadi kami hanya memprediksi pengamanan PKKMB seperti tahun sebelumnya,” ungkap salah satu petugas keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia menambahkan, UM merupakan kampus nomor satu dengan keamanan yang bagus dan terjamin se-Malang Raya. Sehingga eksekusi keamanan akan direalisasikan langsung pada saat berlangsungnya PKKMB.
Mengatasi hal ini, dirinya bersama anggota lain menggunakan gambaran sistem kemanan tahun lalu. Pembagian tugas keamanan terbagi dalam empat divisi, yaitu divisi parkir, kewilayahan, lalu lintas, dan pengamanan luar Graha Cakrawala. Tempat parkir utama berada disekitar gedung Graha Cakrawala. Jika kendaraan yang berdatangan melebihi rencana, maka akan ditempatkan di lahan parkir di tiap-tiap fakultas.
Sedangkan untuk lalu lintas, petugas keamanan akan berusaha meminimalisasi kemacetan. Untuk kendaraan keluar masuk akan mengikuti peraturan seperti hari biasanya berupa pemberlakuan karcis masuk universitas dan menunjukkan STNK saat keluar universitas. Untuk pintu masuk kampus, para mahasiswa baru dapat melewati gerbang Semarang, Surabaya, Ambarawa, dan Veteran. Dalam hal ini gerbang Semarang tidak lagi menjadi fokus utama seperti hari biasa. Semua gerbang memiliki status siaga dalam berlangsungnya acara PKKMB yang akan berlangsung selama seminggu mendatang. (zky/idn//yrz)

Comments

Popular posts from this blog

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.