Ada yang berbeda dari konsep PKKMB Fakultas
Ekonomi (FE). Tahun ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE lebih persuasif
terhadap maba agar tidak menjadi mahasiswa “kupu-kupu” (kuliah-pulang kuliah-pulang).
Dengan tidak menjadi
mahasiswa yang hanya menimba ilmunya di kelas, lalu selanjutnya pulang ke rumah
atau ke kosnya masing-masing, maba FE tidak menjadi mahasiswa “kupu-kupu” melainkan menjadi maba
yang progresif. Akidatul Firmanullah,
anggota BEM FE devisi Koordinator Informasi dan Komunikasi (Kominfo) berpesan agar maba meningkatkan prestasi dalam segala bidang, memanfaat
fasilitas dan ruang yang tersedia, dengan permasalahan ini, BEM FE akan memberi
ruang dengan cara merekrut mereka
untuk mengikuti organisasi fakultas. Dirinya juga menambahkan bahwa konsep yang akan digunakan dalam PKKMB FE lebih fokus dalam perancangan maba menjadi lebih
menghasilkan output yang positif dengan cara pembagian mahasiswa menjadi
delapan kelompok. Hal ini bertujuan agar materi yang disampaikan dapat diserap
mahasiswa baru dengan lebih mudah. (fdn/rar//win)
Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal. Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal “menang tanpa perang”.
Comments
Post a Comment