Skip to main content

Semangat Maba Turun, BEM FIK Kurangi Waktu



Sesuai dengan jadwal yang ditentukan pihak Universitas, hari ketiga Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) diisi dengan demo dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Universitas Negeri Malang (UM). Sejumlah 27 UKM, masing-masing dialokasikan waktu sepuluh menit. Guna menjaga agar Maba tidak suntuk dan tetap semangat, panitia mengurangi waktu presentasi UKM sebanyak 2-3 menit dari masing-masing UKM. Pengurangan waktu tersebut akan digunakan untuk Ice Breaking, yel-yel, dan kegiatan lainnya.

Ketika dikonfirmasi mengenai kesediaan dari pihak UKM, Hendro menyatakan pihak UKM bersedia. Namun, ketika dikonfirmasi dengan pihak UKM yang melakukan demo di FIK, Diana dari UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM) menyatakan tidak ada konfirmasi dari panitia BEM FIK. Tetapi, Diana mengungkapkan bahwa waktu yang diberikan sudah cukup untuk meng-cover semua materi. Meskipun tidak sampai pada sesi tanya jawab, mereka menyatakan kepuasannya. Selain UKM PSM, UKM Teater Hampa Indonesia juga menyatakan tidak ada konfirmasi dari panitia. Namun, mereka (UKM Teater Hampa Indonesia) juga merasa cukup puas dengan sambutan panitia di FIK dan semangat Maba FIK. (ryh/hrm//yna)



*buletin hal.5 terbit edisi 19 Agustus 2014

Comments

Popular posts from this blog

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.