Skip to main content

Informasi Mendadak, Persiapan PKPT Tersendat

FT
    Persiapan Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) masih dilakukan oleh semua BEM Fakultas di Universitas Negeri Malang (UM).  Dalam PKPT ini, informasi yang diberikan oleh fakultas dinilai mendadak. Hal ini dipaparkan oleh Trisman Hadi, Ketua BEM FT, yang mengaku baru mendapat pengumuman dari pihak fakultas seminggu sebelum lebaran. Dalam kurun waktu hanya seminggu, BEM FT harus mempersiapkan PKPT tahun ini.  Hal yang sama diungkapkan oleh Hakim Fathoni, Humas BEM FT, ”Kalo dari persiapan BEM FT mendadak. Dari segi jadwal mulai sosialisasi kalo tidak salah tanggal 22. Kalo dari fakultas H-1 minggu. Jadi persiapan mutlak 7 hari saja.”
Dengan persiapan yang mendadak ini, BEM FT mampu  mengatasi beberapa kendala yang muncul. Berkaca dari PKPT tahun lalu, BEM FT merasa tidak banyak kendala yang dihadapi, karena konsep PKPT 2014 tidak jauh berbeda dengan PKPT 2013. Selain itu, BEM FT  juga mendapatkan bantuan dari pihak HMJ yang telah didelegasikan untuk membantu menyukseskan PKPT 2014 ini. Sehingga persiapannya banyak mengadopsi tahun lalu.
   
FE

    Keluhan maba atas minim dan mendadaknya informasi pelaksanaan PKPT juga dirasakan oleh BEM FE. Mereka terus menanti perkembangan tentang jadwal pelaksanaan PKPT sebulan sebelumnya, tetapi tak kunjung muncul juga. Sampai akhirnya, sekitar Senin (4/8) kabar pelaksanaan PKPT turun dari universitas. “Dalam tiga hari berturut-turut setelah kabar itu turun, BEM FE langsung melakukan rapat dengan dekan mengenai PKPT ini. Setelah itu, kami sebar informasi kepada Maba. Kami harap maklum kalau pemberian informasinya mendadak dan kurang spesifik. Bukan hanya maba yang bingung, sebenarnya kami juga bingung,” jelas Wildan. Ia menambahkan bahwa keterlambatan itu dikarenakan masih belum rampungnya universitas dalam pengurusan pergantian rektor UM.

FMIPA
    Hal serupa juga dirasakan oleh BEM MIPA, informasi yang diterima oleh panitia PKPT FMIPA cenderung sedikit-sedikit sehingga menimbulkan persiapan dari panitia kurang efektif.  Hal ini pada akhirnya berpengaruh pada  informasi yang di dapat oleh mahasiswa baru minim. Buktinya, masih banyak mahasiswa baru yang belum mendapati informasi seputar PKPT. Diharapkan untuk secepatnya masalah terhambatnya informasi dapat diatasi oleh pihak-pihak panitia PKPT, dikarenakan agar tak terjadi kesalah pahaman yang tak diinginkan. (ahl/ony/yrz/dsl/rdi/eva//gia/ang/yna)

*buletin hal.4. terbit edisi 13 Agustus 2014

Comments

Popular posts from this blog

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.