Skip to main content

Andalkan Sosmed, Maba Kurang Informasi


      Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi (PKPT) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang (UM) tinggal hitungan jam. Seluruh panitia PKPT, Mahasiswa baru (maba), juga seluruh civitas yang terlibat pun telah mempersiapkan PKPT tahun 2014 ini dengan begitu antusias. Dihari terakhir yang seharusnya digunakan para maba untuk mempersiapkan diri untuk PKPT sebagian maba masih gagap informasi tentang PKPT. Kebanyakan dari maba tersebut bingung bahkan tidak tahu tentang pengumuman dan ketentuan-ketentuan untuk pelaksanaan PKPT. Seperti yang terjadi pada Maba FIP, FIS, FE.

FIP
    Menggantungkan pada pengumuman yang tertera website resmi UM di laman um.ac.id, banyak maba FIP yang menolak percaya pada informasi yang berasal selain dari pengumuman tersebut. Beberapa maba malah tidak mengetahui pengumuman yang dimuat pada website UM, mereka hanya mendapat pengumuman dari kertas selebaran berisi pengumuman yang dibagikan oleh pihak kampus pada saat registrasi. Salah seorang maba bernama Riska menuturkan “Saya dapat pengumuman PKPT ini saat registrasi kemarin, dari selebaran yang dibagikan petugas registrasi. Kalau teman saya lihat pengumuman di website UM.”. Padahal pihak panitia di FIP, khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membawahi langsung PKPT di FIP mengaku telah menyediakan segala informasi tentang PKPT. Namun, BEM FIP hanya menyebar informasi PKPT melalui website dan di sosial media (sosmed) seperti facebook dan twitter. “Kita tidak menyediakan lembaga yang di luar, kita hanya menyediakan di laman kami pada facebook dan twitter.” terang Bagus selaku ketua BEM FIP. Mereka juga berdalih, hal ini disebabkan adanya larangan untuk mengumpulkan maba pra-PKPT. Diakui oleh BEM FIP sendiri bahwa dari sekitar 750 maba FIP, tidak mungkin semuanya terus memantau dan memantengi gadget untuk menanti informasi PKPT yang diunggah oleh BEM FIP. Kurangnya pengetahuan maba FIP akan informasi yang disajikan BEM FIP, dapat dilihat dengan minimnya maba yang menjadi pengikut di grup facebook yang disediakan BEM FIP. Hanya kurang lebih 200 maba dari keseluruhan Maba FIP yang bergabung. Hal ini tentulah sangat disayangkan, mengingat informasi sangatlah penting bagi para Maba untuk melakukan persiapan PKPT.
   
FE
    Pemberitahuan persiapan PKPT di media sosial yang dilakukan oleh panitia PKPT FE, dinilai Maba banyak yang simpang siur. Begitu juga di website UM yang perkembangan informasinya terbatas untuk Maba. “Saya baru dapat informasi tentang PKPT dari fakultas sedangkan pelaksanaannya kurang dua hari lagi. Informasinya hanya secara umum dan  itu pun masih berupa tanya jawab saja di media sosial. Saya punya banyak pertanyaan tapi kurang leluasa kalau hanya di media sosial,” keluh salah satu maba FE.

FIS
    Sosialisasi melalui social media juga dilakukan oleh panitia PKPT FIS. Social media yang dipilih adalah facebook, dimana panitia membentuk sebuah grup khusus Maba FIS. Grup ini dibanjiri dengan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan keperluan PKPT dan lokasi tempat acara akan digelar. (dvp/evl/iey/adt/rdi/eva//gia/yna)

*buletin hal.3. terbit edisi 13 Agustus 2014

Comments

Popular posts from this blog

Menang Tanpa Perang

 Oleh: Fajar Dwi Affanndhi Pesta tak lagi meriah. Tidak seperti pesta yang biasa kita ketahui, hingar bingar, penuh warna-warni, dan dinanti-nanti. Pesta demokrasi di kampus ini sepi. Jangan harap perdebatan panas antar calon pemimpin. Ketika calonnya saja hanya satu. Ya, calon tunggal   tanpa lawan. Pemilu Raya, atau yang biasa kita sebut PEMIRA, kini seakan hilang greget -nya. Hampir di semua fakultas di UM terdapat calon tunggal.   Baik itu calon ketua BEM, ketua HMJ, atau bahkan yang lebih parah, calon DMF yang seharusnya dipilih lima orang dari setiap jurusan, malah hanya ada satu calon dalam satu fakultas yang notabene terdiri dari beberapa jurusan. Padahal, adanya calon tunggal bukan tidak mungkin yang terjadi mereka bakal   “menang tanpa perang”.  

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.