Skip to main content

Sosok Habibie di Mata Najwa



Mengenal sosok B. J. Habibie memang tidak akan ada habis-habisnya. Hal ini dikarenakan banyak sekali jejak-jejak yang dia torehkan untuk Negara Indonesia. Seperti yang diulas dalam acara Mata Najwa (5/2/14), sosok yang tidak jauh dari teknologi pembaharuan ini banyak memiliki kisah yang dapat menginspirasi semua kalangan.

 Najwa Shihab mengorek kisah dari sosok yang sangat dikenal sejak era reformasi dalam bincang-bicang yang berdurasi hampir 1 jam tersebut. Di awali dengan ditolaknya laporan pertanggungjawaban B.J. Habibie pada tahun 1999. Dari cuplikan kisah tersebut menggambarkan sosok Habibie yang memang memiliki sikap tanggungjawab yang besar. Tanggung jawab kepada ucapan sendiri dan terutama pada negara. 

“Saya bersyukur dan berterimakasih bahwa selama 517 hari saya  bisa melaksanakan tugas sesuai kemampuan saya.” ujar presiden ketiga republik Indonesia itu saat ditanya mengenai bagaimana perasaan ketika laporan pertanggungjawabannya ditolak. Sikap tegas tercermin jelas pada sosok tersebut. 

Perbincangan B.J. Habibie ketika diacara Mata Najwa juga mengulas isu tentang keraguan Presiden Soeharto terhadap kepemimpinan B.J. Habibie, berlanjut pada kisah yang diceritakan sosok yang memiliki pemikiran yang tinggi tersebut saat berupaya bertemu dengan mantan presiden Soeharto pasca dilantiknya dia menjadi presiden.

 Label yang disandang oleh Habibie sebagai “Anak Emas yang Tersingkir” sangat menggambarkan dirinya bercermin dari kisah-kisahnya. Dalam acara tersebut, datang pula seseorang yang berasal dari Negeri Malaysia, yang juga sama-sama menyandang julukan “Anak Emas yang Tersingkir” dari negerinya. Anwar Ibrahim mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia merupakan salah satu sahabat dekat Habibie. Anwar menyatakan bahwa Habibie merupakan seseorang yang sederhana. Beliau juga menyatakan bahwa Habibie memiliki kecakapan berbicara yang berbed dengan politisi lainnya, yaitu berbicara dengan hati nurani bukan dengan emosi. Selain mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia itu datang juga Budiman Sujatmiko yang menjadi salah satu tahanan politik (tapol) yang dibebasakan oleh Habibie. Selain itu, datang pula mantan sekretaris dan mantan staf Habibie.

Selain perjalanan hidup Habibie yang sangat menginspirasi masyarakat, dalam acara tersebut dibicarakan juga mengenai tentang hasil-hasil pemikiran yang dihasilkan oleh Habibie, yaitu terciptanya pesawan N250. Bagaimana industri itu berjalan tidak luput dari perbincangan tersebut.

 Banyak sisi yang dapat diulas mengenai sosok B.J. Habibie dalam acara tersebut. Selain itu, banyak pula nilai dan pembelajaran yang didapat dari perbincangan itu. Seperti yang diujarkan salah satu pendiri gerakan Indonesia mengajar, yaitu Anies Bawedan tentang sosok Habibie, “Beliau memberikan teladan yang luar biasa. Beliau tidak turut campur pada siapapu yang meneruskan, dia mengambil sikap sebagai negarawan total, menyaksikan, memberi nasihat, tetapi tidak ikut campur lagi di dalam politik, tidak ngrepoti penerusnya, dan pak Habibi mengambil posisi saya sebagai senior cityzene terhormat di Indonesia. Itu pelajaran dari Habibie.” (mea)

Comments

Popular posts from this blog

Pemira FIS Ternodai

Indikasi Pemalsuan Syarat Pencalonan di HMJ Geografi Rabu (25/11) – Ketua Komisi Pemilihan Fakultas Ilmu Sosial (KPFIS), Junaidi, mengatakan   bahwa terjadi beberapa permasalahan pada serangkaian kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) FIS. Salah satunya adalah i ndikasi pemanipulasian sertifikat ospek jurusan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Geografi (HMJ Volcano) untuk wakil calon nomor 1, Rezra. ”Ada ketidakterimaan dari beberapa mahasiswa mengenai salah satu calon, gara-gara ada salah satu calon yang persyaratanya nggak tepat, menurut mereka. Contohnya sertifikat mbak, menurut sang pelapor itu palsu”, ujar Subur selaku Ketua KPFIS.

LPJ Ajarkan Korupsi pada Mahasiswa*

Jika kita membicarakan tentang korupsi memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari siapa yang bertanggung jawab sampai bagaimana korupsi itu selau meracuni moral bangsa Indonesia. Banyaknya koruptor juga tidak lepas dari peran pendidikan yang ada pada jenjang sekolah ataupun pendidikan yang tertanam pada keluarga sejak kecil. Kebiasaan berbohong yang di ajarkan oleh para orang tua memicu salah satu bibit-bibit koruptor. Contohnya seperti ini, ada orang tua bilang ke anaknya “nak nanti kalau ada yang mencari mama, bilang yaa mama sedang keluar” padahal si mama sedang asyik-asyik menonton TV di dalam rumah. Secara tidak langsung sang mama mengajarkan berbohong pada si anak. Ketika anak terdidik untuk tidak jujur, maka kebiasaan ini akan membentuk karakternya, apalagi tanpa adanya landasan agama yang jelas.