Oleh: Muhammad Hasbi Al Haikal* Suatu malam seorang teman bertanya kepada saya, “Ketika kampus kehilangan uang 500 perak karena parkir berbayarnya kamu perjuangkan untuk gratis, maka harus ada sumber pendapatan kampus lain yang harus kamu tawarkan, begitulah teori ekonomi.” Mendengar hal tersebut, secara pribadi saya bingung dengan dua hal. Pertama, saya tidak paham teori ekonomi yang dimaksud dan mengapa harus diterapkan dalam kampus yang notabene merupakan bidang pendidikan? Kedua, mengapa timbul suatu pemikiran bahwa kampus adalah perusahaan yang dalam oprasionalnya hanya berorientasi pada untung rugi demi gerak roda perjalanan kampus itu. Kemudian, pada suatu diskusi di beberapa tempat lain, saya juga menemui banyak mahasiswa yang berfikiran sama soal parkir, gedung pertemuan, dan usaha mandiri kampus lainnya yang diperumpamakan sebagai suatu sistem berupa perusahaan.
Berfikir Merdeka Menyajikan Wacana